Fashion Show Dalam Perspektif Islam
Abstract
Fashion show adalah peragaan busana dan memperlihatkan kecantikan atau gaya berbusana yang di tampilkan oleh seorang designer. Disadari bahwa manusia adalah makhluk Tuhan yang istimewa dibanding makhluk yang lain dalam kedudukannya sebagai pemimpin alam (khalifah fil ardhi), manusia memainkan peranan sebagai makhluk yang memiliki logika, etika dan estetika. Dengan logikanya manusia dapat berpikir, berkembang dan berkreasi sesuai dengan kemampuannya, sedangkan etika adalah aturan yang disepakati baik itu yang berasal dari Tuhan maupun dari masyrakat yang berfungsi sebagai pengontrol sesuatu. Dan estetika adalah nilai -nilai yang dapat memberikan apresiasi dan perasaan. Busana, pada mulanya hanya berfungsi sebagai penutup tubuh, melindungi diri dari cuaca, sinar matahari dan angin, maka dapat dimengerti bahwa modelnya pun cukup sederhana sesuai dengan kriteria tertentu. Orang yang tinggal didaerah pegunungan yang dingin cenderung akan memilih busana untuk melindungi diri dari dinginnya cuaca. Ajang “Islamic Fashion Festival” yang berlangsung sejak 19–21 April 2019 di Taman Bustanussalatin, Banda Aceh, tidak hanya menghadirkan para desainer lokal terbaik tetapi juga deretan influencer. Islam merupakan agama yang paling sempurna diantara agama-agama lainnya, sebagai mana Allah berfirman: “Pada hari ini telah Aku sempurnakan agama mu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu…” (Al-Mâidah [5]:3). Islam memiliki sistem yang paling kompleks dibandingkan agama- agama lainnya dalam mengatur setiap sendi kehidupan, tidak terkecuali dalam hal pakaian, islam telah mewajibkan manusia untuk menutup aurat, sebagai mana Allah berfirman: “Hai anak adam, sesungguhnya kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itulah tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah- mudahan mereka selalu ingat.” (QS.al-A’raf [7]: 26)
Kata Kunci: Fashion Show Syar’i
Full Text:
PDFReferences
Al- Quran.
Ahmad, Mushthafa. 1989. Tafsir al-Maraghi. Semarang: Tohaputra. B
Al-Nwiy, S.R. 2007. Hukum Islam Seputar Busana & Penampilan
Wanita. Yogyakarta : Raudhoh Pustaka.
Atha’, A.A. 2015. “Seputar Pakaian Syar’iy Untuk Wanita di Kehidupan Umum dan Kehidupan Khusus”(online), (https://khabarislam.wordpress.co m/category/tanya-jawab/., di akses pada 12 November 2017).
Djufri,Dkk. 2016. Pedoman Penulisan Skripsi. Banda Aceh:FKIP Universitas Syiah Kuala.
Arikunto dan suharsimi. 2016 prosedur suatu praktik, Jakarta : PT. Reneka Cipta
Arifah A. Riyanto. 2003. Teori Busana. Bandung Yapendo. Apriliyana
Siska Dan Purwanti Endang. Perilaku Penemuan Informasi Tentang Fashion dikalangan Remaja Jurnal. (Online) (http://Perilakufashiondikalanganr emajaputri.wordpress.com.diakses
November 2018).
Ernawati, Dkk 2008 Tata Busana (jilid 1,2, dan 3) Jakarta: Direktorat Pembinaan sekolah Menengah kejuruan. Fakultas keguruan dan ilmu Pendidikan.
Moh Nasir, 2011. Metode penelitian . bogor, ghalila Indonesia
Nasution.2012. Metode Reserch (Metode Ilmiah). Jakarta :Bumi Aksar
Felix Y.Siauw. 2013. Yuk, Berhijab!. Bandung:PT Mizan Pustaka.
Iskandar, A.B. 2013. Jilbab Syar’i. Jakarta: khilafah press.
Kamal, S.A.M. 2007. Panduan Beribadah Khusus Wanita. Jakarta: Amahira.
Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:CV Pustaka Setia.
Sukmadinata, N.Y. 2008.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
Tim pustaka phoenix.2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru. Jakarta:PT Media Pustaka Phoenix.
Sudijono, Anas. 2014. Pengantar Setatistik Pendidikan. Jakarta Rajawali Pers. Suryabrata.
Sumadi. 2006. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Sugiyono. 2016, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Sugiyono dan Sutopo (Ed). 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi ( Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.
Refbacks
- There are currently no refbacks.