IMPLEMENTASI CONVENTION ON INTERNATIONAL TRADE IN ENDANGERED SPECIES OF FLORA AND FAUNA (CITES) 1973 TERHADAP PERLINDUNGAN SATWA LANGKA TRENGGILING DI INDONESIA
Abstract
Abstrak- Indonesia tercatat sebagai salah satu Negara dengan keanekaragaman hayati yang luar biasa kaya dan
menjadi rumah bagi satwa langka trenggiling (Manis Javanica). Trenggiling termasuk sebagai salah satu satwa
liar yang keberadaan dan populasinya dilindungi berdasarkan kategori Appendix I CITES (black list) dan
Undang Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistemnya setelah
Indonesia meratifikasi konvensi ini pada tahun 1978. Namun, instrumen internasional dan nasional yang
mengatur persoalan ini belum efektif dikarenakan perdagangan ilegal trenggiling di Indonesia masih terus
terjadi. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk menjelaskan CITES sebagai rezim internasional bekerjasama
dengan Indonesia berkontribusi terhadap upaya pencegahan dan penanggulangan perdagangan ilegal trenggiling
di Indonesia, serta perlindungan satwa langka trenggiling di Indonesia diatur berdasarkan Undang Undang No.5
Tahun 1990. Penelitian ini menggunakan metode hukum normatif yaitu penelitian kepustakaan, yang berarti
mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, mengklasifikasikan informasi tersebut, dan kemudian
mengklasifikasikan hasilnya sebagai penelitian hukum. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kasus (Case
Approach) dimana pendekatan ini dilakukan dengan melakukan telaah mendalam terhadap kasus kasus yang
berkaitan dengan isu hukum yang dihadapi, dan pendekatan perundang-undangan (Statue Approach) untuk
menganalisa masalah yang diteliti menggunakan dasar peraturan perundang-undangan yang berlaku pada saat
ini. Hasil penelitian menjelaskan meskipun Indonesia sudah resmi bergabung dengan konvensi international
CITES selama kurang lebih 46 tahun dan telah menetapkan hukum nasional khusus yaitu Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya, kasus perdagangan
trenggiling masih terus bergulir. Ketentuan pidana yang ditetapkan dalam Pasal 40 Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1990 KSDAE belum efektif memberikan efek jera pada pelaku kejahatan lingkungan.
Kata Kunci: Perlindungan Satwa, Trenggiling.
Abstract - Indonesia is listed as one of the countries with extraordinarily rich biodiversity and is home to the
rare pangolin (Manis Javanica). Pangolins are protected under Appendix I of CITES (black list) and Law No. 5
of 1990 on the Conservation of Natural Resources and Ecosystems after Indonesia ratified the convention in
1978. However, international and national instruments governing this issue have not been effective as illegal
pangolin trade in Indonesia continues to occur. The purpose of writing this thesis is to explain CITES as an
international regime in cooperation with Indonesia contributes to the prevention and control of illegal pangolin
trade in Indonesia, as well as the protection of rare pangolin species in Indonesia regulated under Law No.5 of
1990. This research uses normative legal methods, namely library research, which means collecting information
from various sources, classifying the information, and then classifying the results as legal research. This
research is conducted with a case approach where this approach is carried out by conducting an in-depth
review of cases related to the legal issues at hand, and a statutory approach (Statue Approach) to analyze the
problem under study using the basis of legislation in force at this time. The results of the study explain that
although Indonesia has officially joined the international CITES convention for approximately 46 years and has
established a special national law, namely Law Number 5 of 1990 concerning Conservation of Natural
Resources and Ecosystems, pangolin trade cases are still ongoing. The criminal provisions stipulated in Article
40 of Law Number 5 of 1990 on the Conservation of Natural Resources and Ecosystems have not been effective
in providing a deterrent effect on perpetrators of environmental crimes.
Keywords: Animal Protection, Pangolin.
Full Text:
PDFReferences
Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, Cetakan III, Bandung: Citra Aditya
Bakti, 2004.
Achmad Pribadi dan Arif Widarto, Potret Perdagangan Ilegal Satwa Liar di Indonesia,
Kementrian Lingkungan Hidup & Kehutanan, Jakarta, 2016.
Afroh Manshur, (et al) Karakteristik habitat Trenggiling Jawa (Manis Javanica) di Taman
Nasional Gunung Halimun Salak, Institusi Pertanian Bogor Press, Bogor, 2015.
Boleslaw A. Boczek, International Law A Dictionary, Lanham: Maryland Scorecrow Press
Inc, 2005.
Bryan A. Garner (ed), Black’s Law Dictionary seventh Edition, New York: St. Paul Minn,
Daud Silalahi, Hukum Lingkungan dalam sistem penegakan hukum lingkungan Indonesia,
Bandung: Alumni, 2001.
Harun M. Husein, Lingkungan Hidup, Masalah, Pengelolaan, Dan Penegakan Hukumnya,
Jakarta: PT Bumi Aksara, 1993.
Harry Alexander, Konservasi Indonesia Sebuah Potret Pengelolaan & Kebijakan, Jakarta:
USAID, 2008.
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2024 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Bidang Hukum Kenegaraan
Gedung Redaksi
JURNAL ILMIAH MAHASISWA BIDANG HUKUM KENEGARAAN
Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala
Jalan Putroe Phang No.1. Darussalam, Provinsi Aceh, 23111
Telp: (0651) 7410147, 7551781. Fax: 7551781
e-mail: jimhukumkenegaraan@unsyiah.ac.id
ISSN : 2597-6885 (ONLINE)