Pengaruh Pemberian Minyak Cengkeh (Syzygium aromaticum) Sebagai Bahan Anaestesi dengan Konsentrasi yang Berbeda pada Proses Transportasi Benih Ikan Bandeng (Chanos chanos)

Mikhsalmina Mikhsalmina, Zainal A. Muchlisin, Irma Dewiyanti

Abstract


The objectives of the study were to assess the effect of clove oil (Syzygium aromaticum) as an anesthetic and to determine optimum dose of the clove oil on survival rate of milk fish (Chanos chanos) post larvae in wet media for 7 hours transportation. The study was conducted in June 2016. Non factorial completely randomized design was used with 7 treatments and three replications. The tested treatments were the dosage of clove oil, 0 ppm, 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm, 20 ppm, 25 ppm and 30 ppm. The fish density was 300 post larvae per 1 liter. The ANOVA test showed that clove oil gave a significant  affect on the survival rate of fish (P<0.05). The highest survival rate of fish was obtained at control after 6 hours transportation reaching 67.33% and but the survival rate was declined to 0,67% after 7 hours, this value was lower then 25 ppm. The anesthesia was not necessary when transportation less than 6 hours. The anaetesia was needed when transportation higher than 6 hours, is the best result was found at dosage of 25 ppm.

 

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai efek dari minyak cengkeh (Syzygium aromaticum) sebagai obat bius dan untuk menentukan dosis optimum dari minyak cengkeh pada tingkat kelangsungan hidup ikan bandeng (Chanos chanos) pada tahap post larva media basah untuk transportasi 7 jam. Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2016. Non faktorial rancangan acak lengkap digunakan dengan 7 perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan yang diuji adalah dosis minyak cengkeh, 0 ppm, 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm, 20 ppm, 25 ppm dan 30 ppm. Kepadatan ikan adalah 300 post larva per 1 liter air. Uji ANOVA menunjukkan bahwa minyak cengkeh memberikan dampak yang signifikan pada tingkat kelangsungan hidup ikan (P <0,05). Tingkat kelangsungan hidup tertinggi ikan diperoleh pada kontrol setelah transportasi 6 jam mencapai 67,33% dan namun tingkat kelangsungan hidup ditolak untuk 0,67% setelah 7 jam, nilai ini lebih rendah dari 25 ppm. anestesi tidak diperlukan apabila transportasi kurang dari 6 jam. anaetesia itu dibutuhkan ketika transportasi lebih tinggi dari 6 jam,  hasil terbaik pada penelitian ini ditemukan pada dosis 25 ppm.


Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.