Analisis Pendapatan Petani dan Margin Pemasaran Garam di Desa Tanoh Anoe Kecamatan Jangka Kabupaten Bireuen

safril safril, Agussabti Agussabti, Agustina Arida

Abstract


Abstrak.  Industri garam Indonesia semakin berkembang hingga saat ini menjadi salah satu bidang industri yang memberi penghidupan bagi banyak masyarakat diseluruh Indonesia. Industri garam di Indonesia memproduksi berbagai jenis garam untuk memenuhi berbagai keperluan akan garam untuk kebutuhan rumah tangga, maupun kebutuhan industri dan pertanian. Dengan berkembangnya sektor industri dan laju pertumbahan penduduk yang begitu pesat, maka kebutuhan akan garam juga bertambah dan peningkatan mutu dari garam tersebut juga makin diperhitungkan. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil garam di dunia. Meskipun memiliki potensi yang cukup besar sebagai produsen garam, Indonesia masih harus mengimpor komoditas ini untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar pendapatan usahatani garam di Desa Tanoh Anoe Kecamatan Janggka Kabupaten Bireuen. Untuk mengetahui besarnya margin pemasaran yang diperoleh masing-masing lembaga pemasaran yang terlibat dalam sistem pemasaran garam di Kecamatan Janggka Kabupaten Bireuen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usahatani garam di Desa Tanoh Anoe Kecamatan Janggka Kabupaten Bireuen memberi pendapaan rata-rata pada usahatani garam  sebesar Rp. 1.494.594/bulan, sehingga layak untuk dikembangkan, dengan R/C Ratio sebesar 1,37, BEP produksi garam sebesar 1.156 kg, sedangkan BEP harga garam adalah Rp 2.556/kg, dan ROI sebesar 36,93%. Ada dua tipe saluran pemasaran yang terjadi pada usahatani garam, pertama dari produsen langsung ke konsumen dengan share margin Rp 5.000/Kg atau 100%. Sedangkan yang kedua yaitu dari produsen kepada pedagang pengumpul dan setelah itu ke pedagang pengecer setelah itu ke konsumen akhir, pada saluran pemasaran ini share margin produsen sebesar Rp 3.500/Kg atau 50,00%, pedagang pengumpul memiliki share margin Rp 2.500/Kg atau 35,71%, dan pedagang pengecer memiliki share margin Rp 1.000/Kg atau 14,29%. Pada tipe saluran pemasaran pertama profit margin atau pendapatan yang diterima produsen sebesar Rp 2.244/Kg. Sedangkan pada tipe saluran pemasaran kedua profit margin atau pendapatan yang diterima produsen sebesar Rp 944/Kg, pedangang pengumpul sebesar Rp 1.930/Kg, dan pedagang pengecer sebesar Rp 773/Kg. Jadi saluran pemasaran yang pertama lebih menguntungkan bagi produsen atau usahatani garam dibanding dengan saluran pemasaran yang kedua.


Income Analysis of Farmers and Salt Marketing Margin in The Village Tanoh Anoe Jangka Sub-districts Bireuen District


Abstract. Industrial salt Indonesia growing up to now be one of the industries that provide a livelihood for many communities throughout Indonesia. The salt industry in Indonesia produces various types of salt to meet various purposes will be salt for household needs, and the needs of industry and agriculture. With the development of the industrial sector and the pace of rapid population pertumbahan, hence the need for salt also increase and improvement of the quality of the salt also makin taken into account. Indonesia is one of the world's salt producing countries. Although it has considerable potential as a producer of salt, Indonesia still has to import these commodities to meet domestic needs. This research aims to find out how much the income of farming salt in the village of Tanoh Anoe Subdistrict Janggka Bireuën Regency. To know the magnitude of the marketing margin obtained each marketing agencies who are involved in the marketing system of salt in district Janggka Bireuën Regency. The results showed that farming salt in the village of Tanoh Anoe Subdistrict Janggka Bireuën Regency gave the average pendapaan on farming salt amounted to Rp. 1.494.594/month, so worthy to be developed, with the R/C Ratio of 1.37, BEP the production of salt of 1,156 kg, while the price of salt is BEP Rp 2.556/kg, and ROI of 36.93%. There are two types of marketing channels that occurs in farming salt, first from the manufacturer directly to the consumer with a margin share 5,000/Kg or 100%. Whereas the latter i.e. from manufacturers to traders and collectors after it to retailers after that to the end consumer, on this marketing channel share margin amounting to Rp 3,500 manufacturers/Kg or 50.00%, traders have collectors share margin Usd 2,500/Kg or 35.71%, and retailers have a margin share Rp 1,000/Kg or 14.29%. On the first line type marketing profit margin or income received Rp manufacturer 2.244/Kg. Whereas in the second type of channel marketing profit margin or income received Rp 944 manufacturer/Kg, pedangang Gatherer Rp 1.930/Kg, and retailers at Rp 773/Kg. So the first marketing channel is more profitable for manufacturers or farming salt compared to marketing channels.


Keywords


analisis pendapatan; garam; margin pemasaran; analysis of income; salt; marketing

Full Text:

PDF

References


Manajemen Pemasaran Dasar Korsep dan Strategi Edisi ke Tiga. (1995). Jakarta: Erlangga.

Ahmadi. (2001). Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto,S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Azzaino, Z. (1981). Pengantar Tataniaga Hasil Pertanian. Bogor: Departemen Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Instite Pertanian Bogor.

Dewi Haryani. (2013). Kajian Analisis Margin Pemasaran dan Integrasi Pasar Gabah/Beras Di Provinsi Banten. Banten: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian.

Dumairy. (2004). Matematika Terapan Untuk Bisnis Dan Ekonomi. Edisi Keduabelas. Yogyakarta: BPFE.

Harifuddin. (2011). Analisis Margin Dan Efisiensi Pemasaran Rumput Laut Di Desa Mandalle Kecamatan Mandalle, Kabupaten Pangkep. Sulawesi Selatan: Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene dan Kepulauan.

Hernanto, F. (1994). Ilmu Usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya.

Jumiati, Elly. (2013). Analisis Saluran Pemasaran dan Marjin Pemasaran Kelapa dalam Di Daerah Perbatasan Kalimantan Timur. Kalimantan Utara: Universitas Borneo Tarakan.

Kartasapoetra. (1984). Pengantar Ekonomi Produksi Pertanian. Jakarta: PT. Nina Aksara.

Kotler. (1984). Dasar-dasar Pemasaran. Jakarta: Intermedia.

_____. (1997). Manajemen Pemasaran: Analisis Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Jakarta: Alih Bahasa: Jakawasana. Erlangga.

Mosher, A. T. (1987). Menggerakkan Dan Membangun Pertanian. Jakarta: Yasaguna.

Mubyarto. (1989). Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi Sosial.

Nazir, M. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Salemba Empat.

Nitisemito, S, Alex. (1981). Marketing. Jakarta: CV. Ghalia Indonesia.

Rosadi, Ruslan. (2004). Metode Penelitian Public Relation. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Soekartawi. (1993). Analisis Usahatani. Jakarta: Univeritas Indonesia Press.

_________. (1997). Analisis Fungsi Produksi. Jakarta: Rajawali Pers . PT. Raja Grafindo Persada.

_________. (2002). Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

_________. (2003). Analisis Usahatani. Jakarta: Univeritas Indonesia Press.

_________. (2005). Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Suratiyah. (2006). Ilmu Usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya.

Swasta, Basu & Irawan, (1990). Saluran Penasaran. Yogyakarta: BPFE.

Try Suherman, (2011). Analisis Pemasaran Garam Rakyat (Studi Kasus Desa Kertasada Kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep). Madura: Universitas Trunojoyo.




DOI: https://doi.org/10.17969/jimfp.v3i1.6480

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian

 

 


E-ISSN: 2614-6053 2615-2878 Statistic Indexing | Citation | Dimensions


Alamat Tim Redaksi:
Fakultas Pertanian,Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Hasan Krueng Kalee No. 3, Kopelma Darussalam,
Banda Aceh, 23111, Indonesia.
Email:jimfp@usk.ac.id