Pola Sebaran Titik Panas (Hotspot) sebagai Indikator Terjadinya Kebakaran Hutan dan Lahan di Kabupaten Aceh Selatan
Abstract
Abstrak. Kabupaten Aceh Selatan merupakan salah satu daerah di Aceh yang rentan terhadap kebakaran tersebut, hal ini biasanya terjadi baik disebabkan oleh faktor alam maupun faktor manusia. Dampak dan kerugian yang ditimbulkan sangatlah besar, sehingga penanganannya memerlukan upaya yang serius. Perkembangan teknologi saat ini, seperti penggunaan sistem informasi geografis (SIG), memudahkan dalam mengidentifikasi titik panas (hotspot). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sebaran hotspot di Kabupaten Aceh Selatan. Metode deskriptif yang digunakan dalam menganalisis data sekunder yaitu sebaran titik panas. Hasil interpetasi oleh citra mengenai titik panas (hotspot) menunjukkan bahwa selama periode 2012-2021 terdapat 200 titik hotspot yang terdeteksi. Titik api (hotspot) cenderung muncul pada bulan Januari, Februari, Maret, Juni, Juli, dan Agustus dengan Kecamatan Bakongan menjadi wilayah yang paling banyak terkena dampak, mencapai 111 titik. Titik panas muncul pada fungsi kawasan hutan lindung sebanyak 5 titik, pada hutan produksi muncul sebanyak 7 titik, pada hutan produksi terbatas muncul sebanyak 6 titik, pada hutan konservasi muncul sebanyak 3 titik. Sedangkan di luar areal kawasan hutan seperti di areal kawasan penggunaan lain terdapat 179 titik panas yang terdeteksi. Jumlah titik panas menurun setiap tahunnya dan muncul.
Hotspot Distribution Pattern as Indicator of Forest and Land Fires in South Aceh Regency
Abstract. South Aceh Regency is one of the areas in Aceh that is vulnerable to fires, this usually occurs due to both natural and human factors. The impacts and losses caused are very large, so handling them requires serious efforts. Current technological developments, such as the use of geographic information systems (GIS), make it easier to identify hot spots. This research aims to analyze the distribution of hotspots in South Aceh Regency. The descriptive method used in analyzing secondary data is the distribution of hot spots. The results of image interpretation of hot spots show that during the 2012-2021 period there were 200 hotspots detected. Hotspots tend to appear in January, February, March, June, July and August with Bakongan District being the most affected area, reaching 111 spots. Hot spots appear in protected forest areas as many as 5 points, in production forests they appear as many as 7 points, in limited production forests they appear as many as 6 points, in conservation forests they appear as many as 3 points. Meanwhile, outside the forest area, such as in other use areas, there were 179 hot spots detected. The number of hot spots decreases every year and appears
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. 2016. Pengendalian Kebakaran Hutan Dan Lahan.
Bahri, S. 2002. Kajian Penyebaran Kabut Asap Kebakaran Hutan Dan Lahan Di Wilayah Sumatera Bagian Utara Dan Kemungkinan Mengatasinya Dengan Tmc.
Hadiwijoyo, E., Saharjo, B.H. and Putra, E.I. 2017. Kearifan Lokal Masyarakat Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah dalam Melakukan Penyiapan Lahan Dengan Pembakaran. Jurnal Silvikultur Tropika. Vol. 08 No. 1 Hal 1-8.
Nasution, M.R.A. 2021. Pola Sebaran Titik Panas (Hotspot) Sebagai Indikator Terjadinya Kebakaran Hutan Dan Lahan Di Kabupaten Aceh Barat. Departemen Silvikultur. Bogor, Institut Pertanian Bogor.
Rasyid, F. 2014. Permasalahan dan Dampak Kebakaran Hutan. Jurnal Lingkar Widyaiswara Edisi 1 No. 4 47 – 59.
Solichin 2004. Analisa data historis hotspot NOAA dan MODIS: South Sumatra Forest Fire Management Project.
Syaufina, L. 2008. Kebakaran hutan dan lahan di Indonesia: perilaku api, penyebab, dan dampak kebakaran: Bayumedia Pub.
Syaufina, L. 2021. Faktor Penyebab dan Upaya Pengendalian Kebakaran Hutan di Kph Majalengka. Jurnal Silvikultur Tropika. Vol. 12 No. 3. 164-171.
WALHI. 2014. Catatan Akhir Tahun 2014 Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Aceh. Banda Aceh: WALHI Aceh.
DOI: https://doi.org/10.17969/jimfp.v9i2.29890
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2024 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian
JIM Agribisnis|JIM Agroteknologi|JIM Peternakan|JIM Teknologi Hasil Pertanian|JIM Teknik Pertanian|
JIM Ilmu Tanah|JIM Proteksi Tanaman|JIM Kehutanan
E-ISSN: 2614-6053 | 2615-2878 | Statistic | Indexing | Citation | Dimensions
Alamat Tim Redaksi:
Fakultas Pertanian,Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Hasan Krueng Kalee No. 3, Kopelma Darussalam,
Banda Aceh, 23111, Indonesia.
Email:jimfp@usk.ac.id