PERSEPSI PETANI JAGUNG TERHADAP KINERJA PENYULUH PERTANIAN DI KECAMATAN BANDAR DUA, KABUPATEN PIDIE JAYA
Abstract
Abstrak. Jagung di Indonesia merupakan komoditi pangan utama setelah padi yang memiliki pondasi penting dalam pembangunan perekonomian dan pembangunan pertanian. Untuk mendukung perkembangan produksi jagung diperlukan dukungan dari dalam menjalakan proses kegiatan untuk merealisasikan ekstendifikasi, intensifikasi dan rehabilitasi. Penyuluhan dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya petani yang akan berdampak dalam kualitas kinerja usahatani. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui persepsi petani jagung terhadap kinerja penyuluh pertanian dalam pengembangan potensi petani jagung di Kecamatan Bandar Dua, Kabupaten Pidie Jaya. Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah menggunakan deskriptif yang di tabulasikan dengan metode skala likert. Hasil penelitian menunjukan bahwa persepsi petani terhadap penyuluh pertanian dalam memfasiliasi petani memiliki skor 2,06 yang dikatagorikan cukup memuaskan. Persepsi petani terhadap jadwal pertemuan petani jagung dengan penyuluh pertanian lapangan memiliki skor 2,40 yang dikatagorikan memuaskan. Persepsi petani terhadap media penggunaan penyuluh pertanian memiliki skor 1,89 yang dikatagorikan cukup memuaskan. Persepsi petani terhadap intensitas penyuluh memiliki skor 1,87 yang dikatagorikan cukup memuaskan. Persepsi petani terhadap materi penyuluhan pertanian memiliki skor 2,44 yang dikatagorikan memuaskan. Persepsi petani terhadap metode penyuluhan pertanian memiliki skor 2,58 yang dikatagorikan memuaskan.
Corn Farmers' Perceptions Of Agricultural Performance In Bandar Dua District Pidie Jaya District
Abstract. Corn in Indonesia is the main food commodity after rice which has an important foundation in economic development and agricultural development. To support the development of corn production, support is needed from the implementation of activity processes to realize extension, intensification and rehabilitation. Extension is carried out to improve the quality of farmers' resources which will have an impact on the quality of farming performance. The aim of this research is to determine the perceptions of corn farmers regarding the performance of agricultural instructors in developing the potential of corn farmers in Bandar Dua District, Pidie Jaya Regency. The data used in this research includes primary data and secondary data. The method used in the research is descriptive which is tabulated using the Likert scale method. The research results show that farmers' perceptions of agricultural instructors in facilitating farmers have a score of 2.06 which is categorized as quite satisfactory. Farmers' perception of the meeting schedule between corn farmers and field agricultural instructors has a score of 2.40 which is included in the satisfactory category. Farmers' perceptions of the use of agricultural extension media have a score of 1.89 which is categorized as quite satisfactory. Farmers' perception of the intensity of extension workers has a score of 1.87 which is categorized as quite satisfactory. Farmers' perceptions of agricultural extension materials have a score of 2.44 which is included in the satisfactory category. Farmers' perceptions of agricultural extension methods have a score of 2.58 which is included in the satisfactory category.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Amar, K. dan Zakaria. 2011. Kebijakan Antisipatif dan Strategi Penggalanangan Petani Menuju Swasembada Jagung Nasional. Bogor: PSEKP.
Bahua, M. I. 2016. Kinerja Penyuluh Pertanian. Yogyakarta: Deepublish.
Ban, A.W., V.D Dan Hawkins. 2010. Penyuluhan Pertanian. Yogyakarta: Kanisius.
Damayanti, P. 2017. Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penyuluh Swadaya Dengan Tingkat Keberhasilan Tugas Pokok Penyuluhan Pertanian. USU, Medan.
D. W. Hosmer dan Lemeshow. 2000 Applied Logistic Regression. USA: John Wiley and Sons.
Dina Lesmana Dan Julianti Hapsari Imaningtias. 2018. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan Kecamatan Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara. J Agribisnis Komun Pertan. 1(1), 12-18.
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate. Semarang: Universitas Diponegoro.
Harisan Ali, ddk. 2018. Persepsi Petani Terhadap Kinerja Penyuluh Pertanian Lapangan Di Desa Talumelito Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo. Jurnal AGRINESIA . 2 (2).
Hutapea, T. M. M. 2012. Analisis Strategi Peningkatan Kinerja Penyuluhan Pertanian di Kabupaten Serdang Bedagai. USU, Medan.
Ismaryanti. (2008). Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press.
Jahi, A. dan A. Leilani. 2010. Peranan Penyuluh Pertanian di Beberapa Kabupaten Provinsi Jawa Barat. Jurnal Penyuluhan. 2(2).99-106.
Kementerian Pertanian Republik Indonesia,2019. Kementan Pastikan Produksi Jagung Surplus.[Online] Availble at: [Accessed 14 Januari 2021].
Kementan. 2013. Permentan Nomor 91 Tahun 2013 Tentang Pedoman Evaluasi Penyuluh Pertanian. Jakarta: Kementan.
Kementan. 2013. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 91 Tahun 2013 Tentang Pedoman Evaluasi Penyuluh Pertanian. Jakarta: Kementan.
Mangkunegara dan Prabu. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mardikanto, 2008. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta: Sebelas Maret University Press.
Muhammad Arif Nasution, Satia Negara Lubis, Rahmanta Ginting. 2018. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Penyuluh Pertanian Di Kabupaten Deli Serdang.Universitas Sumatera Utara. Medan.
Moleong, Lexy. J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Rakhmat, 2007. Psikologi Komunikasi, edisi revisi. Remaja Rosdakarya, Bandung
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah No. 154 Tahun 2014 Tentang Tentang Kelembagaan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Perkebunan Dan Kehutanan.
Sapar, lanteng butami.2017. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Penyuluh Pertanian Dalam Peningkatan Produktivitas Kakao Di Kota Palopo. Ekonomi Pembangunan, 3(8), 35-42.
Siagian, 2002. Manajemen Sumberdaya Manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sinambela, Lijan Poltak. 2008. Reformasi Pelayanan Publik: Teori, Kebijakan, dan Implementasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Slamet M. 2003. Memantapkan Penyuluhan Pertanian di Indonesia. Bogor: IPB Press.
Slameto, 2010. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiono, 2012. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, 2017. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta.
Sulaiman, Wahid. 2004. Analisis Regresi Menggunakan SPSS, Contoh Kasus dan Pemecahannya. Yogyakarta.
Surianti.2017. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Penyuluh Pertanian Kabupaten Bantaeng. Universitas Muhammadiyah Makasar, Makasar.
Thursina Mahyuddin, Hanisah, Dan Cut Latifu Rahmi.2018. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Penyuluh Pertanian Di Kabupaten Aceh Timur. Agrisamudra. 5(29),22-29.
Widarjono, Agus. 2010. Analisis Statistika Multivariate Terapan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Zulfikar, Amanah, S., & Asngari, P. (2018). Persepsi Petani terhadap Kompetensi Penyuluhan Pertanian Tanaman Pangan di Kabupaten Aceh Utara. Jurnal Penyuluhan, 14(1)
DOI: https://doi.org/10.17969/jimfp.v8i4.28445
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2023 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian
JIM Agribisnis|JIM Agroteknologi|JIM Peternakan|JIM Teknologi Hasil Pertanian|JIM Teknik Pertanian|
JIM Ilmu Tanah|JIM Proteksi Tanaman|JIM Kehutanan
E-ISSN: 2614-6053 | 2615-2878 | Statistic | Indexing | Citation | Dimensions
Alamat Tim Redaksi:
Fakultas Pertanian,Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Hasan Krueng Kalee No. 3, Kopelma Darussalam,
Banda Aceh, 23111, Indonesia.
Email:jimfp@usk.ac.id