Analisis Efisiensi Penggunaan Input Pada Usahatani Jagung Di Kecamatan Bandar Dua Kabupaten Pidie Jaya

Abstract

Abstrak. Permasalahan utama yang dihadapi petani pada kegiatan produksi jagung yaitu yang berhubungan dengan faktor-faktor produksi usahatani, seperti benih/bibit, pupuk, tenaga kerja dan lainnya sebagaimana kemampuan petani untuk membeli sarana produksi yang diperlukan dalam produksi usahatani. Kecamatan Bandar Dua merupakan salah satu kecamatan yang memberikan kontribusi besar untuk tanaman jagung. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor produksi dan menganalisis efisiensi penggunaan input pada usahatani jagung di Kecamatan Bandar Dua Kabupaten Pidie Jaya. Jenis data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data primer dan data sekunder. Data primer didapat melalui wawancara, kuisioner, dan observasi. Sedangkan data sekunder meliputi data-data yang diperoleh dari instansi terkait, literatur, catatan dan laporan yang ada kaitannya dengan penelitian. Metode analisis untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor digunakan Fungsi Produksi model Coob-Douglas, dan untuk mengetahui tingkat efisiensi penggunaan input digunakan analisis efisiensi ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Faktor produksi luas lahan, benih, pupuk kompos, pupuk urea, pupuk phonska, pestisida, tenaga kerja pria dan tenaga kerja wanita secara simultan berpengaruh nyata terhadap produksi jagung pada taraf 5%. Dan secara parsial faktor produksi luas lahan, pupuk kompos, pupuk urea, pestisida dan tenaga kerja wanita berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani jagung, sedangkan faktor produksi benih, pupuk phonska, dan tenaga kerja pria tidak berpengaruh secara parsial terhadap produksi usahatani jagung. Faktor produksi luas lahan, benih, pupuk kompos, pupuk urea, pestisida, tenaga kerja pria dan tenaga kerja wanita yang digunakan oleh petani jagung memiliki nilai rasio NPM dengan BKM lebih besar dari 1. Hal ini menyimpulkan bahwa penggunaan faktor produksi tersebut belum efisien sehingga input perlu ditambah. Sedangkan penggunaan faktor produksi pupuk phonska yang digunakan oleh petani jagung memiliki nilai rasio NPM dengan BKM lebih kecil dari 1. Maka hal ini mendefinisikan bahwa penggunaan faktor produksi tersebut tidak efisien sehingga input perlu dikurangi.

Analysis of Input Utilization Efficiency in Maize Production in Bandar Dua Sub-District, Pidie Jaya Regency

Abstract. The main problems faced by farmers in corn production activities are those related to farming production factors, such as seeds/seedlings, fertilizer, labor and others as well as the farmer's ability to purchase the production facilities needed for farming production. Bandar Dua District is one of the districts that makes a big contribution to corn crops. This research aims to analyze the influence of production factors and analyze the efficiency of input use in corn farming in Bandar Dua District, Pidie Jaya Regency. The types of data used in this research are primary data and secondary data. Primary data was obtained through interviews, questionnaires and observations. Meanwhile, secondary data includes data obtained from related agencies, literature, notes and reports that are related to the research. The analytical method for analyzing the influence of factors uses the Coob-Douglas Production Function model, and to determine the level of efficiency of input use, economic efficiency analysis is used. The research results show that the production factors of land area, seeds, compost fertilizer, urea fertilizer, phonska fertilizer, pesticides, male labor and female labor simultaneously have a significant effect on corn production at the 5% level. And partially the production factors of land area, compost fertilizer, urea fertilizer, pesticides and female labor have a significant effect on corn farming production, while the seed production factors, phonska fertilizer and male labor have no partial effect on corn farming production. The production factors of land area, seeds, compost fertilizer, urea fertilizer, pesticides, male labor and female labor used by corn farmers have a ratio of NPM to BKM greater than 1. This concludes that the use of these production factors is not efficient so that the input needs to be added. Meanwhile, the use of phonska fertilizer production factors used by corn farmers has a ratio of NPM to BKM smaller than 1. So this defines that the use of these production factors is inefficient so input needs to be reduced.