Uji kompatibilitas kombinasi Bacillus thuringiensis dan Pseudomonas aeruginosa untuk mengendalikan Fusarium oxysporum pada pembibitan melon (Cucumis melo L.)
Abstract
Abstrak. Fusarium oxysporum merupakan cendawan patogen penyebab layu fusarium dengan gejala sistemik berupa layu pada tanaman yang terserang. F. oxysporum dapat menyerang tanaman melon pada fase vegetatif dengan kerugian mencapai 90%, sehingga patogen ini harus dikendalikan. Pengendalian patogen yang lebih ramah lingkungan, seperti pemanfaatan agens hayati lebih diutamakan. Bacillus thuringiensis dan Pseudomonas aeruginosa telah dilaporkan mampu mengendalikan F. oxysporum penyebab penyakit pada tanaman. Dalam penelitian ini, diuji kemampuan kombinasi kedua agens hayati tersebut untuk mengendalikan F. oxysporum di pembibitan melon. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial yang terdiri dari empat perlakuan dengan enam kali ulangan. Perlakuan terdiri dari tanpa perlakuan antagonis, aplikasi B. thuringiensis dan P. aeruginosa secara tunggal serta kombinasi B. thuringiensis dan P. aeruginosa yang diaplikasikan dengan cara perendaman benih dan penyiraman. Parameter yang diamati meliputi kejadian penyakit, persentase perkecambahan benih melon, jumlah koloni bakteri awal dan akhir, tinggi tanaman dan bobot basah tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase kejadian penyakit terendah terlihat pada tanaman yang diberi perlakuan P. aeruginosa secara tunggal yaitu 15%. Insidensi penyakit lebih tinggi pada bibit melon dengan aplikasi kombinasi B. thuringiensis dan P. aeruginosa. Persentase perkecambahan benih melon paling tinggi terlihat pada tanaman dengan perlakuan B. thuringiensis dan P. aeruginosa secara tunggal dengan persentase perkecambahan benih yaitu 71,67% dan 71,67%. Sedangkan persentase perkecambahan benih melon kombinasi B. thuringiensis dan P. aeruginosa sebesar 66,67%. Perlakuan bakteri antagonis dapat meningkatkan jumlah koloni bakteri dari 41,5×10⁴ hingga 357×10⁴. Tanaman yang diberi perlakuan B. thuringiensis dan P. aeruginosa secara tunggal dapat meningkatkan tinggi tanaman secara berturut-turut 147,83 mm dan 151,87 mm. Perlakuan B. thuringiensis dan P. aeruginosa secara tunggal dapat meningkatkan bobot basah tanaman sebesar 16,78 g dan 13,92 g dibandingkan tanaman yang diaplikasi bakteri kombinasi dan tanaman control. Secara keseluruhan, kombinasi B. thuringiensis dan P. aeruginosa tidak memberikan efek sinergisme pada kemampuannya mengendalikan F. oxysporum.
Compatibility test of Bacillus thuringiensis and Pseudomonas aeruginosa combination to control Fusarium oxysporum in melon (Cucumis melo L.) seedlings
Abstract. Fusarium oxysporum is a pathogenic fungus that causes fusarium wilt with systemic symptoms of wilting in affected plants. F. oxysporum infected melon plants in the vegetative phase cause 90%, loses make it an important plant pathogen. Environmentally friendly pathogen control, such as the use of biological agents, is preferred. Bacillus thuringiensis and Pseudomonas aeruginosa have been reported to be able to control F. oxysporum that causes disease in plants. In this study, the ability of the combination of the two biological agents to control F. oxysporum in melon nurseries was tested. This study used a non-factorial completely randomized design (CRD) consisting of four treatments with six replications. The treatments consisted of no antagonist treatment, single application of B. thuringiensis and P. aeruginosa and combination of B. thuringiensis and P. aeruginosa that applied by soaking the seeds and watering. The parameters observed included disease incidence, percentage of melon seed germination, number of bacterial colonies before and after application of antagonists, plant height and plant wet weight. The results showed that the lowest percentage of disease incidence was seen in plants treated with P. aeruginosa alone at 15%. Disease incidence was higher in melon seedling with application of B. thuringiensis and P. aeruginosa combination. The highest percentage of melon seed germination was seen in plants treated with B. thuringiensis and P. aeruginosa singly with a seed germination percentage of 71.67% and 71.67%. While the percentage of melon seed germination with the combination of B. thuringiensis and P. aeruginosa was 66.67%. Antagonistic bacteria treatment can increase the number of bacterial colonies from 41.5×10⁴ to 357×10⁴. Plants treated with B. thuringiensis and P. aeruginosa singly can increase plant height by 147.83 mm and 151.87 mm, respectively. Treatment of B. thuringiensis and P. aeruginosa singly can increase plant wet weight by 16.78 g and 13.92 g compared to plants applied with combined bacteria and control plants. Overall, the combination of B. thuringiensis and P. aeruginosa did not give a synergism effect on their ability to control F. oxysporum.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Agustina, N., Purnawati, A. and Suyatmi, L., 2021. Potensi Pseudomonas fluorescens Terhadap Fusarium sp. In Vitro. Prosiding Seminar Nasional Agroteknologi 2021, pp.55–58.
Amilia, E., Joy, B. and Sunardi, 2016. Residu Pestisida pada Tanaman Hortikultura (Studi Kasus di Desa Cihanjuang Rahayu Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat). Agrikultura, 27(1), pp.23–29.
Annura, R.P., Syamsuddin and Halimursyadah, 2021. Karakterisasi Rizobakteri Sebagai Agens Biokontrol Serta Uji In Vitro Terhadap Patogen Fusarium oxysporum f.sp. lycopersici (Sacc.) Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum) dan Perannya Sebagai Pemacu Pertumbuhan Tanaman. Jurnal Agrista, 25(2), pp.50–59.
Ariani, H.D., Aidawati, N. and Andriani, D.E., 2020. Uji Efektivitas Rizobakteria Dalam Menghambat Perkembangan Penyakit Hawar Pelepah Daun (Rhizoctonia solani Kuhn.) pada Padi Secara In Vitro. EnviroScienteae, 16(1), pp.44–48.
Ashna, P. and Majid, A., 2018. Pengendalian Penyakit Layu pada Pisang dengan Bakteri Antagonis Pseudomonas fluorescens dan Bacillus subtilis. Jurnal Pengendalian Hayati, 1(2), pp.26–31.
BPS Aceh, 2019. Provinsi Aceh Dalam Angka (Aceh Povince in Figures) 2019.
Dewi, N.M., Cholil, A. and Sulistyowati, L., 2013. Penggunaan Mulsa Plastik Hitam Perak dan Trichoderma sp. untuk Menekan Penyakit Layu Fusarium pada Tanaman Melon. Jurnal HPT, 1(September), pp.80–90.
Dey, R., K, K.P., D, M.B. and S, M.C., 2004. Growth Promotionand Yield Enhancement of Peanut (Arachis hypogeae L.) By Apllication of Plant Growth Promoting Rhizobacteria. Microbiological Research, pp.371–394.
Diarta, I.M., Javandira, C. and Widnyana, I.K., 2016. Antagonistik Bakteri Peudomonas spp. dan Bacillus sp. Terhadap Jamur Fusarium oxysporum Penyebab Layu Tanaman Tomat. Jurnal Bakti Saraswati, 5(1), pp.70–76.
Dotulong, G., Umboh, S. and Pelealu, J., 2019. Uji Toksisitas Beberapa Fungisida Nabati Terhadap Penyakit Layu Fusarium (Fusarium oxysporum) pada Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.) Secara In Vitro. Jurnal Bios Logos, 9(2), pp.91–101.
Fadhla, T. and Ismail, N.M., 2021. Kajian Uji Kelayakan dan Kendala Usahatani di Kebun Agrowisata Tanaman Melon di Gampong Lam Manyang Ujung Pancu Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Agriflora, 5(2), pp.24–35.
Flori, F., Mukarlina and Rahmawati, 2020. Potensi Antagonis Isolat Bakteri Bacillus spp. Asal Rizosfer Tanaman Lada (Piper ningrum L.) Sebagai Agen Pengendali Jamur Fusarium sp. JDF. Bioma : Jurnal Biologi Makassar, 5(1), pp.111–120.
Foster, K.R. and Bell, T., 2012. Competition, not cooperation, dominates interactions among culture microbial spesies. Current Biologiy, 22(19), pp.1845–1850.
Ginting, A.P., Barus, A. and Sipayung, R., 2016. Pertumbuhan dan Produksi Melon (Cucumis melo L.) Terhadap Pemberian Pupuk NPK dan Pemangkasan Buah. Jurnal Agroteknologi FP USU, 5(4), pp.786–798.
Istiqomah, Aini, L.Q. and Abadi, A.L., 2017. Kemampuan Bacillus subtilis dan Pseudomonas fluorescens Dalam Melarutkan Fosfat dan Memproduksi Hormon IAA ( Indole Acetic Acid ) Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Tomat. Buana Sains, 17(1), pp.75–84.
Jannah, M., Jannah, R. and Fahrunsyah, 2022. Kajian Literatur : Penggunaan Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Mengurangi Pemakaian Pupuk Anorganik pada Tanaman Pertanian. Agroekoteknologi Tropika Lembab, 5(1), pp.41–49.
Marwoto, B. H., H. and Muharam, A., 2012. Kompatibilitas Bacillus subtilis, Pseudomonas fluorescens, dan Trichoderma harzianum untuk Mengendalikan Ralstonia solanacearum pada Tanaman Kentang. Jurnal Hortikultura, 22(2), pp.172–179.
Maulidia, V., 2021. Eksplorasi, Karakterisasi dan Uji Efektivitas Bakteri Endofit untuk Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Tomat.
Maulidia, V., Sriwati, R., Soesanto, L., Syamsuddin, Hamaguchi, T. and Hasegawa, K., 2021. Endophytic Bacteria Isolated from Higher Plant in Aceh, Indonesia, and Their Chemical Compounds Activity Against Fusarium oxysporum f. sp. lycopersici. Egyptian Journal of Biological Pest Control, 31(1), pp.2–7.
Murthi, R.S., Lisnawita and Oemary, S., 2015. Potensi Bakteri Endofit dalam Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Tembakau yang Terinfeksi Nematoda Puru Akar (Meloidoygene spp.). Agroekoteknologi, 4(1), pp.1881–1889.
Papuangan, N., 2009. Aktivitas Penghambatan Senyawa Antimikroba Streptomyces spp. Terhadap Mikroba Patogen Tular Tanah Secara In Vitro dan In Planta.
Prihatiningsih, N., Arwiyanto, T., Hadisutrisno, B. and Widada, J., 2015. Mekanisme Antibiosis Bacillus subtilis B315 untuk Pengendalian Penyakit Layu Bakteri Kentang. Jurnal Hama Dan Penyakit Tumbuhan Tropika, 15(1), pp.64–71.
Purwantisari, S., Pujiyanto, S. and Ferniah, R., 2005. Uji Efektivitas Bakteri Kinolitik sebagai Pengendali Pertumbuhan Kapang Patogen Penyebab Penyakit Utama Tanaman Sayuran dan Potensinya sebagai Bahan Biofungisida Ramah Lingkungan.
Sriwati, R., Chamzurni, T., Razi, F., Syaifullah, Yunita, Oktarina, H., Harnely, E., Amalia and Bassalah, M., 2022. Evaluating the efficacy of Trichoderma harzianum and Bacillus thuringiensis on induce the plant growth and resistance of local variety patchouli under covered and uncovered seedlings methods. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 951(1).
Supriadi, 2006. Analisis risiko agens hayati untuk pengendalian patogen pada tanaman. Jurnal Litbang Pertanian, 25(3), pp.75–80.
Suryanto, D., Chairani, C., Rusika, D., Lubis, N.A. and Yurnaliza, Y., 2007. Eksplorasi dan Bioasai Berbagai Isolat Bacillus thuringiensis Lokal Terhadap Larva Beberapa Jenis Serangga. Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, 12(1), pp.61–67.
Suwarno, S.J. and Masnilah, R., 2020. Potensi Bacillus spp. sebagai Agen Biokontrol untuk Menekan Layu Fusarium (Fusarium oxysporum) pada Tanaman Melon (Cucumis melo L.). Jurnal Pengendalian Hayati, 3(1), pp.22–28.
Widiyawati, I., Junaedi, A. and Rahayu, W., 2014. Peran Bakteri Penambat Nitrogen untuk Mengurangi Dosis Pupuk Nitrogen Anorganik pada Padi Sawah. Agronomi, 2(42), pp.96–102.
Widnyana, I.K., 2012. Aktivitas Antagonistik dan Kemampuan Pseudomonas spp. Membentuk Siderophore untuk Menekan Fusarium oxysporum f.sp. lycopersici pada Tanaman Tomat. Prosiding Semnar Nasiona Prodi Biologi FMIPA UNHI, 2(24), pp.145–149.
Yigit, F. and Dikilitas, M., 2007. Control of fusarium wilt of tomato by combination of Pseudomonas fluorescent, non-pathogen Fusarium and Trichoderma harzianum T-22 in greenhouse conditions. Plant Pathology Journal, 6(2), pp.159–163.
Zainul, A., Aini, L.Q. and Abadi, A.L., 2015. Pengaruh Bakteri Bacillus sp. dan Pseudomonas sp. Terhadap Pertumbuhan Jamur Patogen Sclerottium rolfsii Sacc. Penyebab Penyakit Rebah Semai pada Tanaman Kedelai. HPT, 3(1), pp.1–10.
DOI: https://doi.org/10.17969/jimfp.v8i1.23901
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2023 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian
JIM Agribisnis|JIM Agroteknologi|JIM Peternakan|JIM Teknologi Hasil Pertanian|JIM Teknik Pertanian|
JIM Ilmu Tanah|JIM Proteksi Tanaman|JIM Kehutanan
E-ISSN: 2614-6053 | 2615-2878 | Statistic | Indexing | Citation | Dimensions
Alamat Tim Redaksi:
Fakultas Pertanian,Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Hasan Krueng Kalee No. 3, Kopelma Darussalam,
Banda Aceh, 23111, Indonesia.
Email:jimfp@usk.ac.id