Kajian Laju Infiltrasi dengan Teknik Biopori di Kecamatan Seruway Kabupaten Aceh Tamiang
Abstract
Abstrak. Infiltrasi merupakan proses masuknya air ke dalam tanah secara vertikal. Air hujan yang jatuh ke permukaan tanah akan masuk ke dalam tanah dan akan tertampung di dalam tanah yang selanjutnya akan mengalir ke tempat lain yang lebih rendah apabila pori tanah telah terisi sepenuhnya dengan air, air akan mengalir ke tempat lain sebagai aliran permukaan (runoff). Lubang resapan biopori (LRB) merupakan suatu teknik konservasi yang dapat membantu penyerapan air ke dalam tanah lebih besar sehingga laju infilltrasi menjadi lebih cepat, hal ini disebabkan karena adanya bahan organik yang ditambahkan ke dalam lubang. aktivitas mikroorganisme untuk mendekomposisi bahan organik di dalam lubang menciptakan pori-pori di dalam tanah. Pori tanah merupakan ruang di dalam tanah yang diisi oleh udara. Pori tanah yang tercipta oleh aktivitas mikroorganisme akan membantu meloloskan air ke tanah. Semakin banyak pori maka air akan lebih cepat masuk ke dalam tanah. Laju infiltrasi ditentukan dengan melakukan pengukuran langsung di lapangan menggunakan alat double ring infiltrometer. Pengukuran laju infiltrasi dengan Lubang Resapan Biopori (LRB) dilakukan berdasarkan metode pengukuran basic infiltration rate menurut FAO. Laju infiltrasi dengan LRB diukur dengan memasukkan air ke dalam lubang hingga mencapai laju infiltrasi konstan yang memiliki kedalaman 40 cm. Hasil pengukuran laju infiltrasi di lapang kemudian diuraikan dengan grafik untuk memperoleh data laju infiltrasi terendah dan tertinggi pada lokasi penelitian. Sebanyak 5 LRB dibuat dibeberapa desa di Kecamatan Seurway. Selain pengukuran laju infiltrasi dengan LRB, dilakukan juga analisis sampel tanah pada lokasi penelitian. Parameter yang diukur karakteristik tanah yang mempengaruhi laju infiltrasi yaitu tekstur, kadar air, porositas, bulk density. Hasil pengukuran di lapangan menunjukkan bahwa pengaplikasian LRB dapat meningkatkan laju infiltrasi tanah dengan laju infiltrasi berkisar 9,5 – 17 cm atau 540 – 1020.
Abstract. Infiltration is the process of water entering the soil vertically. Rainwater that falls to the ground surface will enter the soil and will be accommodated in the soil which will then flow to another lower place when the soil pores are completely filled with water, the water will flow to another place as surface runoff. Biopore infiltration hole (LRB) is a conservation technique that can help the absorption of water into the soil is greater so that the infiltration rate becomes faster. The infiltration rate becomes faster is due to the presence of organic matter added to the hole, the activity of microorganism to decompose organic matter in the hole creates pores in the soil. Soil pores are spaces in the soil that are filled with air. Soil pores created by the activity of microorganisms will help pass water into the soil. The more pores, the faster the water will enter the soil. The infiltration rate was determined by measuring directly in the field using a double ring infiltrometer. Measurement of infiltration rate with Biopore infiltration hole (LRB) is carried out based on the basic infiltration measurement method according to FAO. The infiltration rate with LRB was measured by inserting water into the hole until it reached a constant infiltration rate which had a depth of 40 cm. The results of the infiltration rate measurement in the field are then discribed with a graph to obtain the lowest and the highest infiltration rate data. A total of 5 LRBs were made in several villages in Seurway District. In addition to measuring the infiltration rate with LRB, soil sample analysis was also carried out at the study site. Parameters measured by soil characteristics that affect the infiltration rate are texture, water content, porosity, and bulk density. The results of field measurements show that the application of LRB can increase the infiltration rate of the soil with infiltration rates ranging from 9,5 – 17 cm atau 540 – 1020.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Brata, K. M., dan Nelistya, A. 2008. Lubang Resapan Biopori. Penebar Swadaya. Depok.
Dariah, A dan Rachman, A. 2005. Pengukuran Infiltrasi. Balai Penelitian Tanah. Diakses pada 22 Oktober 2020.
Habibiyah, A. W., dan Sri, W. 2016. Pengaruh jenis sampah, variasi umur sampah terhadap laju infiltrasi lubnag resapan biopori (LRB). Wahana. 66 (1).
Lestari, D. S., Brata, R. K., dan Widyastuti, R. 2017. Pengaruh Tricoderma sp. dan molase terhadap sifat biologi tanah di sekitar lubang resapan biopori pada Latosol Darmaga. Buletin Tanah dan Lahan. 1 (1):17-22.
Rahmasari, A. F., Suripin., dan Sudarno. 2015. Pengaruh peresapan air hujan menggunakan Lubang Resapan Bipori (LBR). Wahana Teknik Sipil. 20 (1):11-15.
Santosa, Slamet. 2018. Effect of fruits waste in biopore infiltration hole toward the effectiveness of water infiltration rate on Baraya Campus Land of Hasanuddin University. Journal of Physics: Conf. Series.
Sudarman, G.G. 2007. Laju infiltrasi pada lahan sawah mikro DAS Ciborjong, Sukabumi. Skripsi. Departemen Geofisika dan Meteorologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Insitusi Pertanian Bogor. Bogor.
DOI: https://doi.org/10.17969/jimfp.v7i1.18356
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2022 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian
JIM Agribisnis|JIM Agroteknologi|JIM Peternakan|JIM Teknologi Hasil Pertanian|JIM Teknik Pertanian|
JIM Ilmu Tanah|JIM Proteksi Tanaman|JIM Kehutanan
E-ISSN: 2614-6053 | 2615-2878 | Statistic | Indexing | Citation | Dimensions
Alamat Tim Redaksi:
Fakultas Pertanian,Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Hasan Krueng Kalee No. 3, Kopelma Darussalam,
Banda Aceh, 23111, Indonesia.
Email:jimfp@usk.ac.id