Kajian Laju Iinfiltrasi pada Berbagai Penggunaan Lahan dan Jenis Tanah di Kecamatan Blang Jeurango

RM Adjie Prakasa, Manfarizah Manfarizah, Hairul Basri

Abstract


Abstrak. Tanah dan lahan seringkali dianggap sama, padahal kedua istilah tersebut memiliki makna yang berbeda. Tanah merupakan kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horizon-horizon, terdiri dari bahan campuran mineral, bahan organik, air dan udara, dan merupakan media untuk tumbuhnya tanaman. Tanah dianggap sebagai tubuh alam yang berdimensi (dalam dan luas) merupakan hasil kerja gaya pembangun dan penghancur dan merupakan tempat bagi tanaman. Sedangkan Lahan adalah permukaan bumi yang berupa tanah, batuan, mineral dan kandungan cairan yang terkandung didalamnya yang memiliki fungsi tersendiri yang dapat dimanfaatkan manusia, Blang jeurango merupakan salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Gayo Lues dengan berbagai jenis tanaman budidaya, berupa tanaman pangan dan tanaman perkebunan. Dari berbagai penggunaan lahan, lahan tersebut memiliki kemampuan laju infiltrasi yang berbeda-beda yang pada gilirannya akan berpengaruh terhadap penyimpanan air dan ketersediaan air di dalam tanah. Kecamatan Blang jeurango rentan dengan terjadinya banjir karena laju infiltrasi daerah tersebut lebih kecil dari intensitas hujan. Besarnya banjir yang terjadi tergantung pada perbandingan kemampuan infiltrasi dan intensitas hujan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode survei deskriptif, yaitu dengan melakukan observasi di lapangan dengan pengukuran laju infiltrasi dilakukan dengan menggunakan double ring infiltrometer. Pengamatan juga dilakukan terhadap beberapa parameter adalah: permeabilitas, bulk density, tekstur tanah, C-organik tanah, porositas, dan laju infiltrasi. Objek penelitian adalah Desa Blang Jerango di Kabupaten Gayo Lues. Nilai laju infiltrasi di Kecamatan Blang Jeurango memiliki klasifikasi laju infiltrasi agak cepat, sedang, dan agak lambat. Agak cepat (6,60 – 7,80 ) terdapat pada SPL 1,2, dan SPL 5, dan kriteria sedang (3,00 – 6,00 ) terdapat pada SPL 4, dan SPL 6, sedangkan agak lambat (0,60 – 1,80  terdapat pada SPL 3 dan SPL 7

Kata kunci: Laju infiltrasi, penggunaan lahan, jenis tanah

Study Of Infiltration Rate On Various Land Use And Soil Types In Blang Jeurango District

Abstract. Land and land are often considered the same, even though the two terms have different meanings. Soil is a collection of natural objects on the earth's surface arranged in horizons, consisting of a mixture of minerals, organic matter, water and air, and is a medium for plant growth. Soil is considered as a natural body whose dimensions (deep and wide) are the result of the work of building and destroying forces and are a place for plants. While land is the surface of the earth in the form of soil, rocks, minerals and the liquid content contained therein which has its own function that can be utilized by humans, Blang jeurango is one of the sub-districts located in Gayo Lues Regency with various types of cultivated plants, in the form of food crops and plants. plantation. From various land uses, these lands have different infiltration rate capabilities which in turn will affect water storage and water availability in the soil. Blang Jeurango District is prone to flooding because the infiltration rate of the area is smaller than the intensity of the rain. The amount of flooding that occurs depends on the ratio of the infiltration capacity and the intensity of the rain. The method used in this study is a descriptive survey method, namely by making observations in the field by measuring the infiltration rate using a double ring infiltrometer. Observations were also made on several parameters, namely: permeability, bulk density, soil texture, C-organic soil, porosity, and infiltration rate. The object of research is Blang Jerango Village in Gayo Lues Regency. The value of the infiltration rate in Blang Jeurango Subdistrict has a classification of rather fast, medium, and rather slow infiltration rates. Slightly fast (6.60 – 7.80 )  is found in SPL 1,2, and SPL 5, and moderate criteria (3.00 – 6.00 )  found in SPL 4, and SPL 6, while a bit slower (0.60 – 1.80 ) was found in SPL 3 and SPL 7.

Keywords: Infiltration rate, land use, soil type

 


Keywords


Laju infiltrasi;penggunaan lahan;jenis tanah

Full Text:

PDF

References


Adiningsih, J.S. dan Mulyadi. 1993. Alternatif teknik rehabilitasi dan pemanfaatan lahan alang-alang, Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Badan Litbang Pertanian

Afandi. 2005. Metode Analisis Fisika Tanah. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Agustina, D., D. L. Setyowati, dan Sugiyanto, 2012. Analisis kapasitas infiltrasi pada beberapa penggunaan lahan di Kelurahan Sekaran Kecamatan Gunung Pati, Kota Semarang.

Arsyad, S. 1989. Konservasi Tanah dan Air. IPB Press, Bogor

Asdak, C. 2010. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Air Sungai: Edisi Revisi Kelima. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Yogyakarta.

Bhineka, M. 1990. Karakteristik Infiltrasi. Bogor: Fakultas Pertanian IPB

Damayani. 2008. Fisika-Kimia Tanah Pertanian. Penerbit Pustaka Buana. Bandung .

Dariah, A. Yusrial dan Mazwar. 2006. Penetapan konduktivitas hidrolik tanah dalam keadaan jenuh: metode laboratorium. Sifat Fisik Tanah dan Metode Analisisnya. Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian. Departemen Pertanian. 12 (3) : 78-81.

Darmawijaya, M. 1990. Klasifikasi Tanah : Dasar Teori Bagi Peneliti Tanah Dan Pelaksana Pertanian Di Indonesia. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Elfiati, D. dan Delvian. 2010. Laju infiltrasi pada berbagai tipe kelerengan di bawah tegakan ekaliptus di areal HPHTI PT. Toba Pulp Lestari Sektor Aek Nauli. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Eswaran, H. dan C. Sys. 1970. Evaluasi terhadap tanah di daerah tropis. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian.

Foth, H D. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada Press.Yogyakarta.

Hanafiah, K.A. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Handayanto. 1983. Dasar-Dasar Genesa dan klasifikasi Tanah. Communications Soil Sci-ence Unibraw.

Hardjowigeno, S. 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Jakarta : Akademika Pressindo.

Hardjowigeno, S. 2007. Ilmu Tanah. Jakarta : Akademika Pressindo

Islami dan Utomo, 1995. Hubungan Tanah, Air dan Tanaman. IKIP Semarang. Semarang.

Juarti. 2015. Analisis indeks kualitas tanah andisol pada berbagai penggunaan lahan di Desa Sumber Brantas Kota Batu , Institut Pertanian Bogor. Kapasitas Infiltrasi di Kota Malang Forum Geografi. Universitas Udayana. Bali. 34 : 89-92.

Kurnia, U. 2004. Sifat Fisik Tanah dan Metode Analisisnya. Balai Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian.

Lee, R. 1990. Hidrologi Hutan. Gadjah Mada University. Yogyakarta.

Luki, U. 1999. Fisika Tanah Terapan. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Andalas.

Marjuki, 2008. Penerapan Teknik Perolehan Data Tutupan Kanopi Menggunakan Pendekatan Indeks Vegetasi dan Hubungannya dengan Tingkat Erosi. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.

Maro’ah. 2011. Kajian Laju Infiltrasi dan Permeabilitas Tanah Pada Beberapa Model Tanaman. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta, 75-81.

Marwan, A. H, N. Widyorini, dan M. Nitisupardjo. 2015. Hubungan Total Bakteri dengan Kandungan Bahan Organik Total di Muara Sungai Babon Semarang.

Mohr, E.J.C. And Baren .V.F.A. 1954. Tropical Soil.Internscience Publishing. London.

Morgan, R.P.C. 1979. Soil Erosion. Longman. London.

Munir, M. 1996. Tanah-Tanah Utama Di Indonesia, Karakteristik, Klasifikasi dan Pemanfaatannya. Pustaka Jaya. Jakarta

Murbandono L.2000. Membuat Kompos.Ed. Rev. Penebar Swadaya. Jakarta.

Puslittanak. 2000. Atlas Sumberdaya Tanah Eksplorasi Indonesia skala 1 : 1.000.000. Puslittanak, Badan Litbang Pertanian, Bogor

Resman, A.S. Syamsul, dan H.S. Bambang. 2006. Kajian beberapa sifat kimia dan fisika Inceptisol pada toposekuen lereng selatan gunung merapi kabupaten sleman. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan. 34-46

Sarief, E.S. 1989. Fisika Tanah Dasar. Serial Publikasi Ilmu-Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran: Bandung.

Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor

Subardja. 1986. Pengaruh Bahan Organik Terhadap Pencucian Hara Tanah Ultisol Rangkasbitung,Jawa Barat

Subowo, J. Subagja dan M. Sudjadi. 1990. Pengaruh Bahan Organik terhadap Pencucian Hara Tanah Ultisol Rangkas bitung Jawa Barat. Pemberitaan Penel. Tanah dan Pupuk.

Sudirja R. 2007. Respons beberapa sifat Kimia Inceptisol asal rajamandala dan hasil bibit Kakao melalui pemberian pupuk organik dan pupuk hayati. Lembaga penelitian Universitas Padjadjaran.Bandung.

Sugeng. 2008. Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Sifat Biofisik Tanah dan Kapasitas Infiltrasi di Kota Malang

Suryatmojo, H. 2006. Konsep Dasar Hidrologi Hutan. Jurusan Konservasi Sumber Daya Hutan. Fakultas Kehutanan. Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta

Susanto, R. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Kanisius, Yogyakarta

Tambunan, W.A., 2008. Kajian sifat fisik dan kimia tanah hubungannya dengan produksi kelapa sawit di kebun kwala sawit Ptpn II. Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan. 45 : 73-89.

Tjahjono. 2000. Pola pelestarian keanekaragaman hayati berdasarkan kearifan lokal masyarakat sekitar kawasan TNKS di Propinsi Bengkulu dalam Prosiding Hasil Penelitian SRG TNKS . Kehati. Jakarta.

USDA. 1998. Soil Quality Indicators:Infiltration The U.S. Department of Agriculture(USDA).Washington.www.soils.usda.gov/sqi/files/Infiltration




DOI: https://doi.org/10.17969/jimfp.v6i3.17655

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian

 


JIM Agribisnis|JIM Agroteknologi|JIM Peternakan|JIM Teknologi Hasil Pertanian|JIM Teknik Pertanian|
JIM Ilmu Tanah|JIM Proteksi Tanaman|JIM Kehutanan


E-ISSN: 2614-6053 2615-2878 Statistic Indexing | Citation | Dimensions


Alamat Tim Redaksi:
Fakultas Pertanian,Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Hasan Krueng Kalee No. 3, Kopelma Darussalam,
Banda Aceh, 23111, Indonesia.
Email:jimfp@usk.ac.id