Analisis Zonasi Kerentanan Banjir di Kabupaten Aceh Singkil
Abstract
Banjir adalah bencana hidrometeorologi yang sering terjadi dan sulit diduga karena datang secara tiba-tiba dengan periodisitas yang tidak menentu. Daerah rentan banjir adalah daerah yang mudah atau mempunyai kecenderungan untuk terlanda banjir. Kabupaten Aceh Singkil termasuk daerah yang rentan bencana alam dan salah satu permasalahan yang sering terjadi setiap tahunnya pada musim penghujan adalah masalah banjir. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat zonasi daerah kerentanan banjir di Kabupaten Aceh Singkil. Metode penelitian ini menggunakan Weighted Sum Overlay yang didalamnya melibatkan skoring dan pembobotan. Tingkat kerentanan banjir ditentukan berdasarkan parameter yang berpengaruh terhadap banjir yaitu curah hujan, kemiringan lereng, ketinggian lahan, penggunaan lahan, dan jenis tanah. Aplikasi Sistem Informasi Geografis digunakan sebagai permodelan spasial dalam memetakan kerentanan banjir dan hasilnya diinterpretasikan dalam bentuk peta. Hasil penelitian menunjukan bahwa zona agak rentan 60,31 ha (0,04%), rentan 17.132,30 ha (9,22%), dan sangat rentan 168.590 ha (90,74%).
(Zoning Analysis of Flood Vulnerability in District Aceh Singkil)
Floods are hydrometeorological disasters that often occur and are difficult to predict because they come suddenly with uncertain periodicity. Flood prone areas are areas that are prone to or have a tendency to be flooded. Aceh Singkil Regency is one of the areas prone to natural disasters and one of the problems that often occurs every year in the rainy season is the problem of flooding. The purpose of this research is to zoning flood susceptibility areas in Aceh Singkil District. This research method uses a Weighted Sum Overlay which involves scoring and weighting. The level of flood vulnerability is determined based on the parameters that affect flooding, namely rainfall, slope, land height, land use, and soil type. Geographical Information System application is used as spatial modeling in mapping flood vulnerability and the results are interpreted in the form of a map. The results showed that the zone was slightly vulnerable 60.31 ha (0.04%), vulnerable 17,132.30 ha (9.22%), and very vulnerable 168,590 ha (90.74%).
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Badan Penanggulangan Bencana Daerah. 2019. Data-data Kejadian Bencana Alam Kabupaten Aceh. Aceh Singkil.
Maryono, A. 2005. Menangani Banjir, Kekeringan dan Lingkungan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Pusat Data Geospasial Aceh. 2017. Peta Tingkat Kerawanan Banjir Provinsi Aceh. Bappeda Aceh. Aceh.
Puslittanak. 2004. Laporan Akhir Pengkajian Potensi Bencana Kekeringan, Banjir dan Longsor di Kawasan Satuan Wilayah Sungai Citarum-Ciliwung, Jawa Barat Bagian Barat Berbasis Sistem Informasi Geografi. Bogor.
Syukran, M. A. 2016. Pemanfaatan sistem informasi geografis untuk analisis tingkat kerawanan banjir (studi kasus daerah aliran sungai (DAS) Krueng Aceh). Tesis. Fakultas MIPA Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana.
Utomo W. Y. 2004. pemetaan kawasan berpotensi banjir di DAS Kaligarang Semarang dengan menggunakan sistem informasi geografis. Skripsi. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, Bogor.
DOI: https://doi.org/10.17969/jimfp.v6i2.16993
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2021 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian
JIM Agribisnis|JIM Agroteknologi|JIM Peternakan|JIM Teknologi Hasil Pertanian|JIM Teknik Pertanian|
JIM Ilmu Tanah|JIM Proteksi Tanaman|JIM Kehutanan
E-ISSN: 2614-6053 | 2615-2878 | Statistic | Indexing | Citation | Dimensions
Alamat Tim Redaksi:
Fakultas Pertanian,Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Hasan Krueng Kalee No. 3, Kopelma Darussalam,
Banda Aceh, 23111, Indonesia.
Email:jimfp@usk.ac.id