Kemasaman Tanah dan Sifat-sifat Pertukaran Kation pada Mollisols dan Ultisols di Lahan Kering Kabupaten Aceh Besar
Abstract
Abstrak. Kemasaman tanah dan pertukaran kation merupakan indikator penting terhadap kesuburan tanah terutama pada lahan kering suboptimal. Kemasaman tanah dan pertukaran kation erat kaitannya dengan bahan induk tanahnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tingkat kemasaman tanah dan pertukaran kation pada dua ordo tanah di lahan kering Kabupaten Aceh Besar yaitu pada Mollisols Krueng Raya dan Ultisols Jantho. Kedua ordo tanah tersebut terbentuk dari bahan induk yang berbeda. Mollisols Krueng Raya terbentuk dari bahan induk batuan sedimen gampingan, sedangkan Ultisols Jantho dari bahan induk batuan sedimen liat tua. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survai deskriptif yaitu melalui pengamatan di lapangan dan analisis di laboratorium. Identifkasi profil dan ordo tanah dilakukan dengan menggunakan sistem klasifikasi tanah USDA (Soil Survey Staff, 2014). Pengambilan sampel tanah dilakukan pada setiap lapisan horizon dari setiap profil pewakil ordo tanah yang diamati di lapangan. Sampel-sampel tanah tersebut selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk dianalisis pH (H2O), kapasitas tukar kation (KTK) dan kation dapat ditukar (Ca, Mg, K, dan Na) ditetapkan dengan metode 1N NH4COOCH3 pH7, sedangkan Al- dan H-dapat ditukar diekstrak dengan 1M KCl. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua ordo tanah yang diteliti memiliki tingkat kemasaman dan pertukaran kation yang berbeda. Mollisols Krueng Raya mempunyai pH agak masam hingga agak alkalis (6,48-8,2) dan KTK tinggi, sedangkan Ultisols Jantho bereaksi masam (pH <6,50) dan mempunyai KTK dan kejenuhan basa yang rendah.
Soil Acidity and Cation Exchange Properties in Mollisols and Ultisols in Dryland of Aceh Besar District
Abstract. Soil acidity and cation exchange is an important indicator of soil fertility especially on suboptimal drylands. Soil acidity and cation exchange closely related to the parent materials of soil. This study aims to assess soil acidity level and cation exchange in two soil orders of dryland in Aceh Besar District namely Mollisols Krueng Raya and Ultisols Jantho. The two soil orders are formed from different parent materials. The Mollisols of Krueng Raya are formed from limestone sedimentary rock, while Ultisols Jantho are formed from the parent material of the old clay sedimentary rock. The research is conducted using a descriptive survey method that is through field observations and analysis in the laboratory. Identification of soil profile and soil orders were conducted using USDA's soil classification system (Soil Survey Staff, 2014). Soil sampling is taken from each layer of the horizon of the soil orders that are observed in the field. These soil samples were subsequently brought to the laboratory for analysis of pH (H2O), cation exchange capacity (CEC) and exchangeable cations (Ca, Mg, K, and Na) are extracted by 1N NH4COOCH3 pH7, while exchangeable Al and H were extracted with 1M KCl. The results of analysis showed that both the soils orders being researched had a different level of acidity and exchange of cations. Mollisols of Krueng Raya has a moderately alkaline pH that is slighty alkalis (6.48-8.2) and high CEC, while the Ultisols Jantho has an acid pH (pH < 6.50) and has low CEC and low base saturation.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Aceh, 2017. Pemanfaatan lahan kering Provinsi Aceh. Kantor Pusat Administrasi Unsyiah, Banda Aceh. Diakses dari: http://uilis.unsyiah.ac.id/unsyiana/files/original/60c7f343a66d01c53fda64db8fdcbbf7.pdf / Pada 4 maret 2020.
Bohn, H.L., Mc Neal, B.L. and O'Connor, G.A. (2005). Soil Chemistry. John Wiley & Sons, New York.
Damanik, M. M. B., B. E. Hasibuan., Fauzi., Sarifuddin dan H. Hanum. 2011. Kesuburan Tanah dan Pemupukan. USU Press. Medan.
Foth, H. D. 2010. Fundamentals of Soil Science. John Wiley and Sons, New York.
Hardjowigeno, S. 2007. Ilmu Tanah. Edisi Baru. Akademika Pressindo. Jakarta.Hermawan, A., Sabarudin, Marsi, R. Hayati, dan warsito. 2014. Perubahan Jerapan P pada Ultisol Akibat Pemberian Campuran Abu Terbang Batubara Kotoran Ayam. Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 11(1): 1-10.
Mengel, K. and Kirkby, E. A. 2001. Principles of Plant Nutrition. 5th edn. Dordrecht: Kluwer Academic Publishers. 849 pp
Peta Geologi Kabupaten Aceh Besar. 2013. Genesis dan Klasifikasi pada Beberapa Ordo Tanah Lahan Kering Kabupaten Aceh Besar. Bappeda Provinsi Aceh.
Pusat Penelitian Tanah, 2005. Kriteria Penilaian Data Sifat Analisis Kimia Tanah. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. Bogor.
Puslitbangtanak, 2001. Atlas Sumberdaya Tanah Eksplorasi Indonesia skala 1 : 1.000.000. Puslittanak, Badan Litbang Pertanian, Bogor.
Prasetyo, B. H dan D. A. Suriadikarta. 2006. Karakteristik, Potensi, dan Teknologi Pengelolaan Tanah Ultisol Untuk Pengembangan Pertanian Lahan Kering di Indonesia. J. Litbang Pertanian. Bogor.
Rachman, M. M., Y. Ishii, M. Niimi and O. Kawamura. 2008. Effects oflevels of nitrogen fertilizer onoxalate and Somemineral contents In napiergrass (Pennisetum purpureum Schumach). Grassl. Sci. 54:146-150.
Raziah, 2019. Genesis dan Klasifikasi pada Beberapa Jenis Tanah di Lahan Kering Kabupaten Aceh Besar. Skripsi. Universitas Syiah Kuala. Darussalam. Banda Aceh.
Rosmarkam dan Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. 2002. Kanisius, Jakarta
Sanchez, P. A. 2004. Properties and Management of Soils In the Tropics. John Wiley & Sons, New York.
Soil Survei Staff, 2014. Keys to Soil Taxonomy. Twelfth Edition. Washington. USDA. 372 hal.
Sposito, G. 2008. The Chemistry of Soil. Oxford Univ Press. London.
Sufardi, 1999. Karakteristika muatan, fisikokimia, dan adsoprsi fosfat pada Ultisol bermuatan berubah akibat pemberian kompos dan pupuk fosfat. Disertasi Doktor, Program Pascasarjana Universitas Padjajaran. Bandung.
Sufardi, 2012. Pengantar Nutrisi Tanaman. Bina Nanggroe, Banda Aceh.
Sufardi., Teti, A., Khairullah., Karnilawati., dan Zahrul Fuadi. 2018. Soil Physical and Chemical Properties of Several Soil Order in Suboptimal Dryland of Aceh Besar District, Indonesia. International Workshop and Seminar “Innovation of Environmental Friendly Agricultural Technology Supporting Sustainable Food Self-Sufficiency. Surakarta. Indonesia.
Suharta, N. 2007. Sistem Lahan Barongtongkok di Kalimantan: potensi, kendala, dan pengembangannya untuk pertanian lahan kering. Litbang Pertanian 26 (1): 1-8.
Suriadikarta, D.A., T. Prihatini, D. Setyorini, dan W. Hartatiek. 2002. Teknologi pengelolaan bahan organik tanah. hlm. 183−238. Dalam Teknologi Pengelolaan Lahan Kering Menuju Pertanian Produktif dan Ramah Lingkungan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Bogor.
Tan, K.H. 2005. Principles if Soil Chemistry Fourth Edition. Hallym University Medical Center. Seoul, Korea.
Tan, K.H. 2010. Principles of Soil Chemistry Fourth Edition. CRC Press Tailor and Francis Group. Boca Raton. London. New York.
Uehara G. and Gillman G. 1981. The Mineralogy, Chemistry, and Physics of Tropical Soils with Variable Charge Clays. Colorado: Westview Pr.
DOI: https://doi.org/10.17969/jimfp.v5i3.15407
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2020 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian
JIM Agribisnis|JIM Agroteknologi|JIM Peternakan|JIM Teknologi Hasil Pertanian|JIM Teknik Pertanian|
JIM Ilmu Tanah|JIM Proteksi Tanaman|JIM Kehutanan
E-ISSN: 2614-6053 | 2615-2878 | Statistic | Indexing | Citation | Dimensions
Alamat Tim Redaksi:
Fakultas Pertanian,Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Hasan Krueng Kalee No. 3, Kopelma Darussalam,
Banda Aceh, 23111, Indonesia.
Email:jimfp@usk.ac.id