Kajian Pengering Kopi Gayo Semi Basah Menggunakan Alat Pengering Tipe Hohenheim
Abstract
Abstrak. Sebagai produsen kopi Arabica, masyarakat Gayo terkendala pada suhu lokal di Aceh Tengah yang relatif dingin dan teknologi sederhana yang digunakan untuk proses pengeringan kopi. Suhu rata-rata harian adalah 23-29°C. Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu biji kopi yang diolah dengan metode semi basah sebanyak 9kg. Parameter penelitian meliputi suhu pengeringan, kelembaban relatif, kadar air dan rendemen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu pengeringan menggunakan alat pengering Hohenheim jauh lebih tinggi sekitar 10-20°C dari suhu pengeringan secara penjemuran. Proses pengeringan kopi labu sampai bisa digiling membutuhkan waktu selama 12 jam yaitu 8 jam pada hari pertama dan 4 jam pada hari ke-2. Sedangkan proses pengeringan tahap 2 membutuhkan waktu selama 16 jam sampai menghasilkan kopi beras dengan kadar air 9,32%. Kualitas kopi beras yang dihasilkan sudah baik dengan kadar air yang sudah memenuhi standar SNI, tidak berbau busuk, dan tidak terkontaminasi. Nilai rendemen kopi beras berbasis kopi labu adalah 35%.
Study of Drying Semi Washed Gayo Coffee Use Dryer Type Hohenheim
Abstrack. As an Arabica coffee producer, the Gayo community is constrained by the relatively cold local temperatures in Central Aceh and the simple technology used for the coffee drying process. The average daily temperature is 23-29 ° C. The material used in this study was coffee beans which were processed by the semi-wet method of 9kg. Research parameters include drying temperature, relative humidity, moisture content and yield. The results showed that the drying temperature using a Hohenheim dryer is much higher around 10-20 ° C than the drying temperature by drying. The process of drying pumpkin coffee until it can be ground needs 12 hours, which is 8 hours on the first day and 4 hours on the second day. While the process of drying stage 2 takes 16 hours to produce rice coffee with a moisture content of 9.32%. The quality of rice coffee produced is good with water content that meets SNI standards, does not smell bad, and is not contaminated. The yield of pumpkin coffee-based rice coffee is 35%.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Badan Pusat Statistik. 2015. Produksi Kopi Di Indonesia. Badan Pusat Statistik, Jakarta.
Rahardjo, P. 2012. Panduan Budidaya Dan Pengolahan Kopi Arabika Dan Robusta. Penebar Swadaya, Jakarta.
Rahmadi. 2019. Kajian Karakteristik Pengeringan Jahe Gajah (Zingiber officinale Rosc) Menggunakan Alat Pengering Tipe Hohenheim. Skripsi. Program Studi Teknik Pertanian. Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh.
Ratna. 2016. Kaji Eksperimental Pengeringan Biji Kopi Dengan Menggunakan Sistem Konveksi Paksa. Tesis. Fakultas Teknik Mesin.Syiah Kuala University. Aceh.
DOI: https://doi.org/10.17969/jimfp.v4i4.12803
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2020 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian
JIM Agribisnis|JIM Agroteknologi|JIM Peternakan|JIM Teknologi Hasil Pertanian|JIM Teknik Pertanian|
JIM Ilmu Tanah|JIM Proteksi Tanaman|JIM Kehutanan
E-ISSN: 2614-6053 | 2615-2878 | Statistic | Indexing | Citation | Dimensions
Alamat Tim Redaksi:
Fakultas Pertanian,Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Hasan Krueng Kalee No. 3, Kopelma Darussalam,
Banda Aceh, 23111, Indonesia.
Email:jimfp@usk.ac.id