Penentuan Tingkat Kerawanan Longsor Menggunakan Sistem Informasi Geografis Berdasarkan Parameter Curah Hujan (Studi Kasus di Kecamatan Tangse)
Abstract
Kecamatan Tangse terdiri dari wilayah pegunungan dan memiliki tingkat intensitas curah hujan yang sangat tinggi sehingga sering mengalami tanah longsor. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi kerugian yang diakibatkan longsor adalah dengan mengetahui tingkat kerawanan longsor menggunakan sistem informasi geografis. Sistem informasi geografis merupakan suatu sistem komputer yang berfungsi untuk memperoleh, menyimpan, menghitung, menganalisis, dan menampilkan data geospasial. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan tingkat kerawanan longsor dan mengetahui validitas berdasarkan kejadian longsor eksisting dengan menggunakan SIG di Kecamatan Tangse. Ada beberapa parameter yang berpengaruh terhadap terjadinya longsor salah satunya adalah curah hujan. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat kerawanan longsor di Kecamatan Tangse terdiri dari rendah 7,054,81 ha (8,94%), sedang 68,451,21 ha (86,8%), tinggi 3,353,66 ha (4,25%) dan sangat tinggi 0,09 ha (0,01%) dari jumlah luas keseluruhan Kecamatan Tangse.
Determination of Landslide Vulnerability Using a Geographic Information Systems Based on Rainfall Parameters Case Study In Tangse Distric
Tangse District consists of mountainous areas and has a very high intensity of rainfall so it often experiences landslides. One effort that can be done to reduce losses caused by landslides is to find out the level of vulnerability of landslides using a geographic information system. Geographical information system is a computer system that functions to obtain, store, calculate, analyze, and display geospatial data. This study aims to map the level of landslide vulnerability and determine the validity based on existing landslide events using GIS in Tangse District. There are several parameters that influence the occurrence of landslides, one of which is rainfall. The results showed that the level of landslide vulnerability in Tangse District consisted of a low of 7.054.81 ha (8.94%), while it was 68,451.21 ha (86.8%), a height of 3,353.66 ha (4.25%) and very high 0.09 ha (0.01%) of the total area of the Tangse District.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Arifin, S. dan I. Carolila. 2006. Implementasi Penginderaan Jauh dan SIG untuk Inventarisasi Daerah Rawan Bencana Longsor (Provinsi Lampung). Jurnal Penginderaan Jauh. 3 (1): 77-86.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Pidie. 2017. Kecamatan Tangse Dalam Angka 2017. BPS Kabupaten Pidie. Aceh.
Blong, R.J. and Dunkerley, D.L., 1976. Landslides in the Razorback area, New South Wales, Australia, Geogr.Ann, Vol. 58A, pp. 139–149.
Khairun, I. 2016. Analisis Daerah Rawan Longsor Menggunakan Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus: Jalan Nasional Ruas Kabupaten Bener Meriah). Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh.
Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. 2004. Klasifikasi Intersitas Curah Hujan. Puslit Tanah. Bogor.
Ruwanto, B. 2008. Tanah Longsor. Kanisius.Yogyakarta.
Storie, R., 1978. Storie Index Soil Rating. Oakland, University of California Division of Agricultural Sciences Special Publication 3203.
DOI: https://doi.org/10.17969/jimfp.v4i1.10205
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2020 Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian
JIM Agribisnis|JIM Agroteknologi|JIM Peternakan|JIM Teknologi Hasil Pertanian|JIM Teknik Pertanian|
JIM Ilmu Tanah|JIM Proteksi Tanaman|JIM Kehutanan
E-ISSN: 2614-6053 | 2615-2878 | Statistic | Indexing | Citation | Dimensions
Alamat Tim Redaksi:
Fakultas Pertanian,Universitas Syiah Kuala
Jl. Tgk. Hasan Krueng Kalee No. 3, Kopelma Darussalam,
Banda Aceh, 23111, Indonesia.
Email:jimfp@usk.ac.id