Hubungan Anemia dengan Kekuatan Otot Genggaman Tangan pada Pasien Hemodialisis Kronik di RSUDZA Banda Aceh

Randy Yemigoe, Maimun Syukri, Sitti Hajar

Abstract


Penyakit ginjal kronik/PGK merupakan keadaan dimana terjadi kerusakan fungsi ginjal secara progresif yang ditandai dengan penurunan laju filtrasi glomerulus yang berakhir pada gagal ginjal ireversibel. Terapi yang paling banyak diberikan kepada pasien PGK dengan stadium akhir adalah hemodialisis, namun ada beberapa masalah yang sering dikeluhkan oleh pasien hemodialisis tersebut yaitu kelelahan dan kelemahan otot. Kelelahan merupakan gejala dari anemia dan dapat menyebabkan penurunan kekuatan otot. Kekuatan otot genggaman tangan adalah metode yang umum digunakan sebagai tes fungsi otot rangka pada pasien rawat inap rumah sakit dan telah digunakan secara sukses untuk memperkirakan komplikasi dari suatu penyakit. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan anemia dengan kekuatan otot genggaman tangan pada pasien hemodialisis kronik. Penelitian ini merupakan penelitian analytic observational dengan pendekatan cross sectional. Pemilihan sampel penelitian ini dilakukan dengan teknik total sampling dengan jumlah responden 66 pasien hemodialisis kronik yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pada penelitian ini didapatkan 56,1% responden memiliki anemia ringan dan 43,9% responden memiliki anemia sedang. Hasil analisis dengan uji kolerasi spearman menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara anemia dengan kekuatan otot genggaman tangan (p=0,001, r=-0,748) pada pasien hemodialisis kronik di RSUDZA Banda Aceh. Kesimpulan penelitian ini responden dengan anemia sedang memiliki kekuatan otot genggaman tangan yang lebih lemah dibanding responden dengan anemia ringan.


Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.