KADAR GLUKOSA DARAH PADA MENCIT (Mus muscullus) YANG DIBERIKAN DEKSAMETASON PER ORAL
Abstract
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengetahui deksametason yang diberikan per oral dengan dosis berbeda pada mencit (Mus muscullus) mempunyai pengaruh terhadap kadar glukosa darah. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), yang terdiri atas empat kelompok perlakuan. Kelompok I (K1) diberi akuades (kontrol negatif), kelompok II (P1) diberi deksametason dosis 0,014 mg/20 g BB, kelompok III (P2) diberi deksametason dosis 0,042 mg/20 g BB, kelompok IV (P3) diberi deksametason dosis 0,070 mg/20 g BB, diberi perlakuan selama 5 hari. Hasil penelitian menggunakan analisis varian searah (One Way Anava) pada masing-masing kelompok perlakuan K1,P1,P2,P3 menunjukkan adanya perbedaan bermakna (p<0,05). Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan kelompok K1,P1,P2 tidak menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna (p>0,05). Sedangkan pada hasil uji lanjut pos hoc multiple comparison LSD dan Bunferroni kelompok K1 dan P1 menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna dengan kelompok P3 (p<0,05), serta kelompok P3 menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna dengan kelompok P1 dan K1 (p<0,05). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian deksametason dosis 0,07 mg/ 20 g BB per oral pada mencit selama 5 hari perlakuan dapat meningkatkan kadar glukosa darah mencit.
Kata kunci : Deksametason, kadar glukosa darah, hati dan pankreas.
ABSTRACT
The aims of this research was to find out the dexamethasone given orally with different dose has an effect on blood glucose level in mice (Mus muscullus). The research used a complete randomized design (RAL), which consist of four treatment groups. Group I (K1) was given aquadest (negative control), group II (P1) dexamethasone dosage given was 0,014 mg / 20 g BB, group III (P2) dexamethasone dosage given was 0,042 mg / 20 g BB, group IV (P3) dexamethasone dosage given was 0,070 mg / 20 g BB, during 5 days. The results of the analysis using variant (One Way Anova) showed that the each treatment group K1, P1, P2, P3 show the significant distinction (p <0,05). Based on the results of Duncan test between groups K1, P1, P2 didn’t show the significant distinction (p>0.05). While on the result post hoc multiple comparison LSD and Bunferroni test group K1 and P1 with group P3 show the significant distinction (p<0,05) and group P3 with group P1 and K1 show the significant distinction (p<0,05). Based on the results of this research concluded that the doses of dexamethason given orally 0,07 mg/ 20 g BB during 5 days treatment could be increase blood glucose levels in mice.
Keywords : Dexamethasone, blood glucose levels, liver and pancreas.Full Text:
PDFReferences
Baradoro, M., M.W. Dayrit, dan Y. Siswadi. Klien Gangguan Hati Seri Asuhan Keperawatan. EGC, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.
Djakani, H., T.V. Masinem, dan Y.M. Mewo. 2013. Gambaran kadar gula darah puasa pada laki-laki usia 40-59 tahun. Jurnal e-Biomedik (eBM). 1(1):71-75.
Insani, A., Samsuri, dan I.K. Beurata. 2015. Gambaran histopatologi hati tikus putih yang diberikan deksametason dan vitamin E. Indonesia Medicus Veterinus. 4(3):228-237.
Katzung, B.G. 2002. Farmakologi Dasar dan Klinik. Salemba Medika, Jakarta.
Kee, J dan E.R Hayes. 1996. Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan. EGC, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.
Marks, D.B., A.D. Marks, dan C.M. Smith. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar: Sebuah Pendekatan Klinis. EGC, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.
Neal, M.J. 2006. At a Glance Farmakologi Medis. Edisi 5, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Rumahorbo, H. 1999. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Endokrin. EGC, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.
Santi, D.A. 2013. Efek jus buah jambu biji (Psidium guajava Linn) terhadap gangguan toleransi glukosa pada tikus putih jantan (Rattus novergicus) akibat efek samping deksametason. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. 2(1):35-60.
Satiavani, I. 2010. Pengaruh pemberian deksametason dosis bertingkat per oral 30 hari terhadap kerusakan sel hepar tikus wistar. Karya tulis ilmiah. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang.
Sitompul, R. 2011. Kortikosteroid dalam tata laksana uveitis : mekanisme kerja, aplikasi klinis dan efek samping. J Indon Med Assoc. 61(6):78-89.
Staf Pengajar Departemen Farmakologi. 2008. Kumpulan Kuliah Farmakologi. Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya. Edisi 2, EGC, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.
Sumardjo, D. 2008. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksakta. EGC, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.
Tjay, T.H dan K. Rahardja. 2007. Obat-obat penting: Khasiat, Penggunaan, dan Efek Samping. Edisi 6, PT Elex Media Komputindo Gramedia, Jakarta.
DOI: https://doi.org/10.21157/jimvet.v1i4.5172
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2017 JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.