IDENTIFIKASI CEMARAN Escherichia coli PADA TELUR AYAM RAS YANG DIJUAL DI SWALAYAN DAERAH DARUSSALAM KECAMATAN SYIAH KUALA KOTA BANDA ACEH
Abstract
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat cemaran bakteri Escherichia coli pada telur ayam ras yang dijual di swalayan daerah Darussalam Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan 8 telur ayam ras dari 2 swalayan. Identifikasi cemaran bakteri E. coli pada isi telur dilakukan dengan metode Total Plate Count, pengenceran dilakukan 10-1 - 10-4 dan setiap hasil pengenceran di tanam pada media Eosin Methylenen Blue Agar (EMBA). Data hasil penelitian disajikan secara deskriptif dan dibandingkan dengan Standar Nasional Indonesia (SNI 7388:2009). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat cemaran bakteri E. coli <101 cfu/g pada telur ayam ras yang dijual di swalayan A pada pengambilan pertama dan negatif pada pengambilan kedua. Sedangkan telur ayam ras dari swalayan B baik pengambilan pertama dan kedua negatif E. coli. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ditemukan kontaminasi E. coli pada telur ayam ras yang dijual di swalayan daerah Darussalam Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh yaitu telur dari swalayan A, tetapi jumlah cemaran masih dibawah batas SNI dan aman untuk dikonsumsi masyarakat.
Kata kunci: telur, E. coli, swalayan, Dasrussaam.
ABSTRACT
This research aims to identificate the contamination of Escherichia coli of eggs at minimarket Darussalam Banda Aceh. This research used 8 eggs from 2 minimarket. Identification of E. coli used Total Plate Count (TPC) methode, diluted 10-1 – 10-4 and each was incubated on EMBA media for 37°C. The data were presented descriptively and compared with SNI 7388:2009. The results showed that there was a contamination of E. coli <101cfu/g of eggs that sold at minimarket A and none at minimarket B. So that, it can be concluded that eggs from minimarket A was contaminated by E. coli, but it still on SNI tolerance and safe for public consumption.
keywords: egg, E. coli, minimarket, Darussalam.
Full Text:
PDFReferences
Adesiyun, A., N. Offiah, N. Seepersadsingh, S. Rodrigo,V. Lashley, and L. Musai. 2007. Antimicrobial resistance of Salmonella spp. and Escherichia coli isolated from table eggs. J. Sci. 18(4):306-311.
Afifah, N. 2013. Uji salmonella-shigella pada telur ayam yang disimpan pada suhu dan waktu yang berbeda. J. Edu Research 2(1):35-46.
Anonim. 2013. Strategi pascapanen peternak layer. Trobos Livestock Media Agribisnis Peternakan. Diakses pada 02 Agustus 2017.
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. 2008. Pengujian Mikrobiologi pangan. InfoPOM 9(2) ISSN 1829-9334.
Badan Standardisasi Nasional (BSN). 2008. Metode pengujian cemaran mikroba dalam daging, telur dan susu, serta hasil olahannya. SNI 2897:2008.
Badan Standardisasi Nasional (BSN). 2009. Batas maksimum cemaran mikroba dalam pangan. SNI 7388:2009.
Bakri. 2015. Aceh perlu satu juta telur setiap hari. Serambi Indonesia. Diakses pada 25 Juli 2017.
Chusniati, S., R.N. Budiono dan R. Kurnijasanti. 2009. Deteksi Salmonella sp pada telur ayam buras yang dijual sebagai campuran jamu di Kecamatan Sidoarjo. J of Poultry Diseases 2(1):20-23.
De-Roos, N.M. and M.B. Katan. 2000. Effects of probiotics bacteria on diarrhea, lipid metabolism, and carcinogenesis. Am. J Clin Nutr 71:405-411.
Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh. 2016. Profil kesehatan Kota Banda Aceh tahun 2015. Banda Aceh.
Falamy, R., E. Warganegara dan E. Apriliana. 2013. Bakteri Coliform pada jajanan pasar cincau hitam di pasar tradisional dan swalayan Kota Bandar Lampung. MAJORITY 20(5):1-9. ISSN 2337-3776
Frazier, W.C. and D.C. Westhoff. 1988. Food microbiology 4th ed. McGraw Hill. New York.
Gustiani, E. 2009. Pengendalian cemaran mikroba pada bahan pangan asal ternak (daging dan susu) mulai dari peternakan sampai dihidangkan. Jurnal Litbang Pertanian 28(3):96-100.
Hardani, R. 2003. Mewaspadai Penanganan Telur Ayam. Jurnal Dimensi 5(2). ISTECS. Japan.
Harrigan, W. 1998. Laboratory methods in food microbiology. Academic Press. United States.
Haryoto. 1993. Pengawetan telur segar. Penebar Swadaya. Jakarta.
Haryoto. 2010. Membuat Telur Asin. Kanisius. Yogyakarta.
Jekti, R.B. 1990. Pencemaran bahan makanan oleh mikroba. Pusat penelitian penyakit menular, badan penelitian dan pengembangan kesehatan departemen kesehatan, jakarta. Cermin Dunia Kedokteran 62:33-35.
Khan, S., S. Chatfield, R. Stratford, J. Bedwell, M. Bentley, S. Sulsh, R. Giemza, S. Smith, E. Bongard, C.A. Cosgrove, J. Johnson, G. Dougan, G.E. Griffin, J. Makin and D.J.M. Lewis. 2007. Ability of SP12 mutant of S. typhi to effectively induce antibody responses to the mucosal antigen enterotoxigenix E. coli heat labile toxin B subunit after oral delivery to humans. J. Vaccine 25:4175-4182.
Khan, A., R. Rind, M. Shoaib, A.A. Kamboh, G.A. Mughal, S.A. Lakho, K.K. Malhi, A.R. Nizamani, and A. Yousaf. 2016. Isolation, identification and antibiogram of Escherichia coli from table eggs. J of Animal Health and Production 4(1):1-5.
Lukman, D.W., M. Sudarwanto, A.W. Sanjaya, T. Purnawarman, H. Latif, dan R.R. Soejoedono. 2009. Higiene Pangan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Murdiati, T.B. dan I. Sendow. 2006. Zoonosis yang ditularkan melalui pangan. WARTAZOA 16(1):14-20.
Nugroho, S., T. Purnawarman, A. Indrawati. 2015. Deteksi Salmonella spp. pada telur ayam konsumsi yang dilalulintaskan melalui Pelabuhan Tanau Kupang. Acta Veterinaria Indonesiana 3(4):16-22.
Pasaribu, N. 2017. Jumlah cemaran mikrob pada telur ayam ras yang dijual di swalayan daerah Darussalam Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh. Skripsi. Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh.
Presiden Republik Indonesia. 1996. Undang-undang No. 7 tentang Pangan. Indonesia.
Purnama, B.I. dan Yendri. 2007. Cemaran Mikroba Terhadap Telur dan Daging ayam. Dinas Peternakan. Sumatra Barat.
Sudaryani, T. 2003. Kualitas telur. Penebar Swadaya. Jakarta.
DOI: https://doi.org/10.21157/jimvet.v1i4.4608
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2017 JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.