IDENTIFIKASI DAN DISTRIBUSI NYAMUK Aedes VEKTOR PENYEBAB DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI DALAM KAMPUS UNIVERSITAS SYIAH KUALA (Identification and Distribution of Aedes Mosquito Vector of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) in Syiah Kuala University)
Abstract
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan mengetahui distribusi dan kelimpahan nyamuk Aedes sebagai vektor penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD) di dalam ruangan (indoor) dan di luar ruangan (outdoor) di dalam Kampus Universitas Syiah Kuala. Penelitian dilakukan pada 5 lokasi yaitu Fakultas Kedokteran Hewan; Sektor Timur; Fakultas Hukum; Sektor Selatan dan Fakultas Kedokteran berdasarkan peletakan ovitrap pada tiap-tiap lokasi. Data diperoleh melalui koleksi telur dan larva nyamuk Aedes menggunakan perangkap telur nyamuk (ovitrap). Hasil pengamatan terhadap total rata-rata telur nyamuk Aedes di lima lokasi baik indoor maupun outdoor, tidak memperlihatkan perbedaan yang nyata (P>0,05). Demikian juga pada pengamatan terhadap rata-rata larva Ae. aegypti indoor dan outdoor (P>0,05) serta rata-rata larva Ae. albopictus indoor dan outdoor (P>0,05). Tetapi pada pengamatan terhadap rata-rata larva Ae. aegypti dibandingkan dengan rata-rata larva Ae. albopictus di dalam ruangan (indoor) sangat berbeda nyata (P<0,05) dimana Ae. aegypti lebih banyak ditemukan dibandingkan dengan larva Ae. albopictus. Sebaliknya di luar ruangan larva Ae. albopictus sangat dominan dan berbeda nyata dibandingkan dengan Ae. aegypti (P<0,05).
Kata kunci : ovitrap, indoor, outdoor, Ae. aegypti, Ae. albopictus, Dengue
ABSTRACT
This study aims to identify and to understand the distribution and abundance of Aedes mosquitoes as vectors that caused dengue indoor and outdoor at the Syiah Kuala University. The study was conducted in five locations: Faculty of Veterinary Medicine, Eastern Sector, Faculty of Law, South Sector and the Faculty of Medicine by laying ovitrap at each location. The data obtained through the collection of eggs and larvae of Aedes mosquitoes using mosquito egg’s trap (ovitrap). The observation of the average of Aedes’ eggs in five locations both indoors and outdoors, did not show significant differences (P>0,05). Likewise, in observation of the average of Ae. aegypti larvae indoor and outdoor (P>0,05) and the average of larvae of Ae. albopictus indoor and outdoor (P>0,05). But, the observation of the average of Ae. aegypti larvae in comparison to the average of Ae. albopictus indoor were significantly different (P<0,05), where Ae. aegypti more common than the larvae of Ae. albopictus. Otherwise in the outdoors, larvae of Ae. albopictus was dominant and significantly different with larvae of Ae. aegypti (P<0,05).
Keywords : ovitrap, indoor, outdoor, Ae. aegypti, Ae. albopictus, Dengue
Full Text:
PDFReferences
Budiyanto, A., S. Santoso, D. Purnama, dan R. I. Pahlepi. 2005. Studi indeks larva nyamuk Aedes aegypti dan hubungannya dengan PSP masyarakat tentang penyakit DBD di Kota Palembang Sumatera Selatan tahun 2005. Buletin Loka Litbang P2B2 Baturaja. 1(1).
Budiyanto, A. 2012. Perbedaan warna kontainer berkaitan dengan keberadaan jentik Aedes aegypti di Sekolah Dasar. Jurnal Biotek Medisiana Indonesia. 1(2) : 65-71.
Chahaya, I. 2003. Pemberantasan vektor demam berdarah di Indonesia. USU digital library, Sumatera Utara.
Delatte., Helene, A. Desvars, A. Bouétard, S. Bord, G. Gimonneau, G. Vourc'h, and D. Fontenille. 2010. Blood-feeding behavior of Aedes albopictus, a vector of Chikungunya on La Réunion. Vector-Borne and Zoonotic Diseases. 10 (3): 249-258.
Dinas Kesehatan Propinsi Aceh. 2015. Profil Kesehatan Propinsi Aceh Tahun 2015, Banda Aceh.
Ditjen PPM dan PL Depkes RI. 2001. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue dan Demam Berdarah, Jakarta.
Ditjen PP&PL. 2008. Kunci Identifikasi Nyamuk Aedes, Jakarta.
Fadilla, Z., U. K. Hadi, dan S. Setiyaningsih. 2015. Bioekologi vektor demam berdarah dengue (DBD) serta deteksi virus Dengue pada Aedes aegypti (Linnaeus) dan Ae. albopictus (Skuse) (Diptera: Culicidae) di kelurahan endemik DBD Bantarjati, Kota Bogor. Jurnal Entomologi Indonesia. 12 (1) : 31-38.
Fathi., S. Keman, dan C. U. Wahyuni. 2005. Peran faktor lingkungan dan perilaku terhadap penularan demam berdarah dengue di Kota Mataram. Jurnal Kesehatan Lingkungan. 2 (1) : 1–10.
Fatmawati, T., S. Ngabekti, dan B. Priyono. 2014. Distribusi dan kelimpahan populasi Aedes spp di kelurahan Sukorejo Gunungpati Semarang berdasarkan peletakan ovitrap. Unnes Journal of Life Science. 3(2).
Hadi, U. K., E. Agustina dan H. S. Singgih. 2009. Sebaran jentik nyamuk Aedes aegypti (Diptera : Culicidae) di desa Cikarawang, Kabupaten Bogor. Prosiding Seminar Nasional Hari Nyamuk 2009. Bogor.
Hakim, L. dan A. J. Kusnandar. 2010. Hubungan jumlah dan kepadatan penghuni rumah serta keberadaan nyamuk dengan frekuensi menggigit nyamuk Aedes aegypti saat mencari darah di kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat. Jurnal Aspirator. 2(2) ; 92-98.
Harbach. 2008. Famili Culicidae Meigen, Mosquito Taxonomic Inventory. http://mosquito taxonomic-inventory.info/famili-culicidae-meigen-1818 (diakses 25 Mei 2016).
Hasyimi, H. dan M. Soekirno. 2004. Pengamatan tempat perindukan Aedes aegypti pada tempat penampungan air rumah tangga pada masyarakat pengguna air olahan. Jurnal Ekologi Kesehatan. 3(1).
Heppy, D. 2011. Studi Kelimpahan Telur Nyamuk Aedes spp Menggunakan Ovitrap di Daerah Berawa Bekas Tsunami. Skripsi. Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
Hornby, J. A., D. E Moore, T. W Miller Jr. 1994. Aedes albopictus distribution, abundance and colonization in lee country, Florida, and its effect on Aedes aegypti. Journal of American Mosquito Control Association. 10(3) : 397- 402.
Ishak, H., Nurzidah, dan M. Selomo. 2014. Identifikasi nyamuk Anopheles sp. dewasa di wilayah endemis dan non endemis malaria kecamatan Bonto Bahari Bulukumbia Sulawesi Selatan. Laporan Penelitian. Bagian Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin, Makassar.
Islamiyah, M., A. S. Laksono, dan Z. P. Gama. 2013. Distribusi dan komposisi nyamuk di wilayah Mojokerto. Jurnal Biotropika. 1(2) : 80-85.
Kemenkes RI. 2012. Pedoman Pengendalian Demam Chikungunya. Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.
Kemenkes RI. 2016. Profil Kesehatan Indonesia. Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.
Kristiana, I. D., E. Ratnasari, dan T. Haryono. 2015. Pengaruh ekstrak daun bintaro (Cerbera odollam) terhadap mortalitas larva nyamuk Aedes aegypti. LenteraBio. 4(2) :131-135.
Lailatul, K., L. A. Kadarohman, dan R. N. Eko. 2010. Efektivitas bioloarvasida ekstrak etanol limbah penyulingan minyak akar wangi (Vetiveria zizanoides) terhadap larva nyamuk Aedes aegypti, Culex sp., dan Anopheles sundaicus. Jurnal Sains dan Teknologi Kimia. ISSN 2087-7412. 1(1): 59-65.
Morato, V. C. G., M. G. Teixera, A. C. Gomes, D. P. Bergamaschi, and M. L. Barreto. 2005. Infestation of Aedes aegypti estimated by oviposition trap in Brazil. Rev Sauda Publica. 39(4) : 553-558.
Nadesul, H. 2004. Seratus Pertanyaan dan Jawaban Demam Berdarah Dengue. Penerbit Buku Kompas, Jakarta.
Nugroho, A. D. 2011. Kematian larva Aedes aegypti setelah pemberian abate dibandingkan dengan pemberian serbuk serai. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 7(1) : 9-96.
Palgunadi, B.U. dan A. Rahayu. 2011. Aedes aegypti Sebagai Vektor Penyakit Demam Berdarah Dengue. Laporan Penelitian. Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Surabaya.
Polson, K. A., C. Curtis. C. M. Seng, J. G. Olson, N. Chanta, and S. C. Rawlins. 2002. The use of ovitrap baited with hay infusion as a surveillance tool for Aedes aegypti mosquitoes in Cambodia. Dengue Bulletin. 26: 178-184.
Purbowarsito, H. 2011. Uji bakteriologis air sumur di Kecamatan Semampir Surabaya. Tesis. Program Pascasarjana, Universitas Airlangga, Surabaya.
Ramadhani, M. dan H. Astuty. 2013. Kepadatan dan penyebaran Aedes aegypti setelah penyuluhan DBD di Kelurahan Paseban, Jakarta Pusat. eJurnal Kedokteran Indonesia. 1(1) : 10-14.
Regis, L., A. M. Monteiro, M. A.V. D. M. Santos, J. C. Silveira Jr, A. F. Furtado, R.V.Acioli, and G. M. Santos. 2008. Developing new approaches for detecting and preventing Aedes aegypti population outbreaks : basis for surveillance, alert and control system. Memorian do Instituto Oswaldo Cruz. 103(1) : 50-59.
Sari, W. T., M. Zanaria, dan E. Agustina. 2008. Kajian tempat perindukan nyamuk Aedes di kawasan kampus Darusalam Banda Aceh. Skripsi. Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
Sunoto., Suyono, dan R. Amalia. 2009. Kemampuan adaptasi nyamuk Aedes aegypti terhadap kondisi air. FKM Universitas Muhammadiyah Semarang, Semarang.
Suroso., Thomas, A. Kadir, Pranoto, A. Izhar, Gunawan, F. Noor, Bahtiar dan Yusuf. 1986. Knowledge-attitude practice of the community in prevention of DHF in Pontianak, Indonesia. Dengue Lcite. 12.
Suwito, A. 2008. Nyamuk (Diptera:Culicidae) Taman Nasional Boganinani Warta Bone, Sulawesi Utara : keragaman, status dan habitatnya. Zoo Indonesia 17(1): 27-34.
Suyanto., S. Darnoto, dan D. Astuti. 2011. Hubungan pengetahuan dan sikap dengan praktek pengendalian nyamuk Aedes aegypti di kelurahan Sangkrah kecamatan Pasar Kliwon kota Surakarta. Jurnal Kesehatan. 4(1) : 1-132.
Utina, R. 2015. Pemanasan global : dampak dan upaya meminimalisasinya. Artikel, Gorontalo.
Wahyuningsih, N., E. M. Rahardjo, dan T. Hidayat. 2008. Keefektifan penggunaan dua jenis ovitrap untuk pengambilan contoh telur Aedes spp Di lapangan. J. Entomol. Indon. 6(2): 95-102.
Widiyanto, T. 2007. Kajian manajemen lingkungan terhadap kejadian demam berdarah dengue (DBD) di kota Purwokerto Jawa Tengah. Tesis. Program Pascasarjana, Universitas Diponegoro, Semarang.
Wongkoon, S., M. Jaroensutasinee, K. Jaroensutasinee, and W. Preechaporn. 2007. Development sites of Aedes aegypti and Ae. albopictus in Nakhon si Thammarat, Thailand. Dengue Bulletin. 31: 141– 152.
World Health Organization. 2005. Pencegahan dan Pengendalian Dengue dan Demam Berdarah Dengue. EGC, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.
DOI: https://doi.org/10.24815/jimvet.v1i2.2696
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2017 JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.