Peningkatan Konsentrasi Progesteron Pada Hamster Campbell Betina Setelah Pemberian Pregnant Mare Serum Gonadothropin

Mulyadi Adam, Fandi Meika Putra, Cut Nila Thasmi, Sri Wahyuni, Tongku Nizwan Siregar, Rosmaidar Rosmaidar, Roslizawaty Roslizawaty

Abstract


ABSTRAK

 Penelitian ini bertujuan mengetahui peningkatan konsentrasi hormon progesteron setelah pemberian pregnant mare serum gonadothropin (PMSG) pada hamster Campbell betina. Delapan ekor hamster Campbell betina digunakan dalam penelitian ini dengan status tidak bunting, sudah pernah beranak, memiliki tubuh yang sehat, dan bobot badan 25-30 g. Hamster dibagi menjadi dua kelompok perlakuan, yaitu kelompok kontrol (K1) dan kelompok perlakuan (K2), masing-masing kelompok terdiri atas empat ekor hamster. Kelompok K diinjeksi dengan NaCl fisiologis 0,5 ml/ekor sedangkan kelompok K2 diinjeksi dengan hormon PMSG dosis 2,5 IU secara intraperitoneal. Selanjutnya seluruh hamster pada kedua kelompok dikawinkan dengan hamster jantan dengan rasio 1:1. Darah hamster dikoleksi pada hari ke-4 dan ke-10 setelah perkawinan dan diambil plasmanya. Pengukuran kadar progesteron dilakukan dengan metode enzyme linked immunosorbent assay (ELISA). Hasil analisis hormon menujukkan rata-rata (±SD) konsentrasi progesteron hamster pada hari ke-4 dan ke-10 setelah perkawinan pada K2 berturut-turut adalah 0,62±0,74 dan 1,09±1,62ng/ml. Peningkatan konsentrasi progesteron pada K2 tersebut secara statistik berbeda (P<0,05) dibandingkan K1. Kesimpulan penelitian ini adalah pemberian hormon PMSG pada dosis 2,5 IU dapat meningkatkan konsentrasi progesteron hamster Campbell betina pada hari ke-4 dan hari ke-10 setelah perkawinan.

Kata Kunci: Hamster Campbell, progesteron, PMSG, superovulasi

 

ABSTRACT

  The objective of this study was to determine the increasing of progesterone hormone concentration after injected with pregnant mare serum gonadothropin (PMSG) in the female Campbell hamsters. Eight female Campbell hamsters were used in this study with criteria as follow: not pregnant, have been giving birth before, healthy condition, and body weight 25-30 g. Hamsters were divided into two groups, namely control groups (K1) and treatment group (K2). The control group was injected with NaCl physiologic 0.5 ml/hamster, while K2 group was injected with PMSG dose 2.5 IU/hamster intraperitoneal manner. Hamsters in both of groups were mated with male hamsters in 1: 1 sex ratio. Blood samples were collected on day 4 and 10 after mating for progesterone measurement using enzyme linked immunosorbent assay (ELISA). The result showed that progesterone concentration on day 4 and 10 in K2 after mating were 0,62±0,74 and 1,09±1,62ng/ml, respectively. The increase of progesterone concentration in K2 was different statistically (P<0,05) compare to K1. In conclusion, the administration 2,5 IU of PMSG can be increase of progesterone concentration in female Campbell hamster.

Keywords: Campbell hamster, progesterone, PMSG, superovulatory


Keywords


Hamster Campbell; progesteron; PMSG; superovulasi

Full Text:

PDF

References


Adriani, K. Sutama, A. Sudono, dan W. Manalu. 2004. Pengaruh superovulasi sebelum perkawinan dan suplementasi seng terhadap produksi susu kambing peranakan Etawa. J. Anim. Product. 6(2):86-94.

Amiruddin, Siregar T. N., Armansyah T., Arismunandar dan Rizki M. 2013 Level Steroid Sapi AcehYang Diinduksi Dengan Pregnant Mare’s Serum Gonadotropin (PMSG) Dan Follicle Stimulating Hormon (FSH). J. Medika Vet. 2(7):120-124.

Andoko, A. 1999. Beternak Hamster Peluang Usaha Baru. Suara Karya, Jakarta.

Andriyanto dan W. Manalu. 2011. Increased goat productivity through the improvement of endogenous secretion of pregnant hormones by using follicle stimulating hormone. J. Anim. Product. 9(2):89-93.

Appavu, G.A. dan W. Holtz. 1992. Relationship Between Serum Progesterone Concentration and Number of Corpora Lutea in Superovulated Does. In Recent Advances in Goat Production. R.R. Lokeshwar (ed.). Nutan Printers, New Delhi, India.

Arum, P. W., Siregar T.N., Melia J. 2013. Efek Pemberian Ekstrak Hipofisa Sapi Terhadap Respons Superovulasi Sapi Aceh. J. Medika Vet.2(7)0853-1943

Bindon, B.M. dan L.R. Piper. 1982. Physiological Basis of The Ovarian Response to PMSG in Sheep and Cattle. In Embryo Transfer in Cattle, Sheep and Goats. Aust. Soc. Reprod Biol. Pp. 1-5.

Champbell, A.N., J.B. Reece, dan L.G. Mitchell. 2004. Biology. W. Manalu (Penterjemah). Edisi ke-5. Erlangga, Jakarta.

Dewi, D.S.K. 2010. Identifikasi Protein Early Pregnancy Factor (EPF) dari Kotiledon Sapi Bunting. Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Surabaya.

Dieleman, S.J., M.M. and Bavers, P.L.A.M. 1993. PMSG/anti-PMSG in cattle: A simple and efficiency superovulatory treatment. Theriogenology 39: 25-41.

Hartantyo, S. 1995. Calculation of percent progesterone in skim milk fraction when centrifugation temperature and butterfat of whole milk are known. Bull. FKH UGM 2:1-6.

Hafez, B. dan E.S.E. Hafez. 2000. Reproduction in Farm Animals. 7th.ed. Lea and Febiger Co., Philadelphia, USA.

Hedley, M.E. 2000. Endocrinology Fifth Edition. New York: Prentice Hall International Inc.

Lee. S.T., T.M. Kim, M.Y. Cho, S.Y. Moon, J.Y. Han, and J.M. Lim .2005. Development of a hamster superovulation program and adverse effects of gonadotropins on microfilament formation during oocyte development. Fertil Steril. 1:1264-1274

Manalu, W. dan M.Y. Sumaryadi, Sudjatmogo, and A.S. Satyaningtijas. 2000. Effect of superovulation prior to mating on milk production performances during lactation in ewes. J. Dairy Sci. 83(3):477-483.

Manalu, W., Sumaryadi, M.Y., Sudjatmogo, dan Satyaningtijas, A.S. 1998. Effect of superovulation on maternal serum progesterone concentration, uterine and fetal weights at weeks 7 and 15 of pregnancy in Javanese thin-tail ewes. Small Ruminant Res. 30(3):171-176.

Mege, R.A., S.H. Nasution, N. Kusumorini, dan W. Manalu. 2007. Pertumbuhan dan perkembangan uterus dan plasenta babi dengan superovulasi. Hayati 14(1):23-28.

Nadjamudin, Rusdin, Sriyanto, Amrozi, S. Agungpriyono, dan T.L. Yusuf. 2010. Penentuan siklus estrus pada kancil (Tragulus javanicus) berdasarkan perubahan sitologi vagina. Jurnal Veteriner 11:81-86.

Nalbandov, B. 1998. Fisiologi Reproduksi pada Mamalia dan Unggas. Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Partodihardjo, S. 1982. Ilmu Reproduksi Hewan. Penerbit Mutiara Sumber Widya. Jakarta.

Rosadi. B., M.A. Setiadi., D. Sajuthi., dan A. Budiono. 2008. Perkembangan embrio mencit dan hamster dalam medium KSOMaa HECM-6. J. Vet. 9(4):157-162.

Scaramuzzi, R.J., N.R. Adams., D.T. Baird., B.K. Campbell., J.A. Downing., J. Findlay., K.M. Henderson., G. B. Martin., K. P. Macnatty., A. S. McNeilly., dan C.G. Tsonis. 1993. A model for follicle selection and the determination of ovulation rate in the ewe. Reprod. Fertil. Dev. 5:459-479.

Setiadi, B., I-K. Sutama Dan I.G.M. Budiarsana. 1997. Efisiensi Reproduksi dan Produksi kambing PE pada berbagai tatalaksana perkawinaan. JITV. 2:233

Siregar, T.N. 2002. Pengukuran profil progesteron sebagai suatu metode diagnosis kebuntingan dini dan kelahiran kembar pada domba lokal. Media Kedokteran Hewan 18(2):73-77.

Siregar, T.N. 2006. Fisiologi Reproduksi Hewan Betina. Syiah Kuala University Press. Banda Aceh.

Siregar, T.N. 2009. Profil Hormon Estrogen Dan Progesteron Pada Siklus Berahi Kambing Lokal. Jurnal Kedokteran Hewan 3(2).

Sumaryadi, M.Y. and W. Manalu. 1995. The effect of corpora luthea number on serum progesteron and estradiol of ewes during lutheal phase of estrous cycle and pregnancy. Bull. Anim. Sci.:231-235.

Sumaryadi, M.Y., Haryati, dan W. Manulu. 2000. Efek Penyuntikan PMSG terhadap Konsentrasi Progesteron dan Kaitannya dengan Kelenjar Uterus Domba pada Fase Luteal Siklus Birahi. Prosiding Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner. 1:111-115.

Toelihere, M.R. 1979. Fisiologi Reproduksi Pada Ternak. Penerbit Angkasa. Bandung.

Ward, J.P.T., R.W. Clarke and R.W.A. Linden. 2005. Physiology at a Glance. Blackwell Publishing, USA.

Winsett, O.E., C.M. Townsend, and J.C. Thompson. 1985. Rapid and repeated blood sampling in the conscious laboratory rat: A new technique. Am. J. Physiol. 249:145-146.




DOI: https://doi.org/10.21157/jim%20vet..v7i2.26150

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.