Karakteristik Mukus Serviks Sapi Lokal Selama Fase Berahi Menggunakan Metode Endoskopik

Siti Intan Kemala Sari, Ginta Riady, Cut Nila Thasmi, Juli Melia, Farida Athailah

Abstract


Hormon steroid memiliki peranan yang penting terhadap sifat fisik mukus serviks. Pada saat hormon estrogen meningkat maka mukus serviks akan diproduksi lebih banyak, terlihat transparan dan cair, sedangkan progesteron akan menurunkan jumlah produksi mukus servik, terlihat kental dan menyerupai awan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perubahan karakteristik mukus serviks selama 24 jam sejak awal berahi. Parameter yang diamati adalah gambaran karakteristik mukus serviks pada jam ke 0, 6, 12, 18, dan 24 sejak berahi. Karakteristik mukus pada masing-masing waktu diberi nilai skor yaitu 1 (dirty); 2 (turbit); 3 (transparant). Data mengenai karakteristik mukus serviks dianalisis secara deskriptif. Metode pada penelitian ini dilakukan sinkroniasasi berahi pada 12 sampel sapi betina, kemudian dilakukan pengamatan berahi dan selanjutnya dilakukan pengamatan mukus serviks sapi berahi menggunakan endoskop IB berkamera. Hasil penelitian ini menunjukkan dari 12 sampel sapi betina hanya 8 yang mengalami berahi setelah sinkronisasi. Pemeriksaan karakteristik mukus serviks sapi betina berahi dilakukan sebanyak 5 kali dengan interval waktu 6 jam setelah berahi. Pada 0 dan 6 jam setelah berahi karakteristik mukus serviks pada 8 ekor sampel terlihat transparan (skor 3), pada 12 jam berahi 5 ekor sampel karakteristik mukus serviks transparant (skor 3) dan 3 ekor sampel turbit (2), sedangkan pada 18 dan 24 jam berahi seluruh sampel sapi betina karakteristik mukus seviks terlihat dirty (skor 1) dan dinyatakan sebagai akhir dari berahi. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa penetapan fase berahi dapat menggunakan metode endoskopik dimana mukus serviks terlihat transparan dan keruh.


Keywords


Endoskop IB Berkamera; Karakteristik; Mukus; Serviks

Full Text:

PDF

References


Balumbi, M., Supriatna, I. dan Setiadi, M.A. (2019). Respons dan karakteristik estrus setelah sinkronisasi estrus dengan cloprostenol pada sapi friesian holstein. Acta Veterinaria Indonesiana, 7(1): 29-36.

BPS (Badan Pusat Statistik). (2021). Import daging sejenis lembu menurut negara asal utama 2010-2020. https://www.bps.go.id /statictable/2019/02/ 14/ 2011/impor-daging-sejenis-lembu-menurut-negara-asal-utama-2010 2019.html. Diakses tanggal 01 September 2021.

Ditjen PKH (Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan). (2020). Kunker ke NTB mentan panen 800 ekor pedet. Departemen Pertnaian. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Laman https://ditjennak.pertanian.go.id/kunker-ke-ntb-mentan-panen-800-ekor-pedet. Diakses pada 1 September 2021.

Ditjennak. (2009). Peraturan Direktur Jenderal Peternakan Nomor: 21080/Kpts/PD.410/F/10/2009 tentang Petunjuk Teknis Pengembangan Perbibitan Sapi Lokal/Eksotik. Direktorat Jenderal Peternakan, Jakarta.

Elhafeez, A.M.A., Amin, A.M.S., Ramadan, M.H., Helal, A. dan Mohamed, M.Y. (2020). The most applicable physical properties of cervical mucus correlated with high pregnancy rate in egyptian cows under heat stress condition. Advance in Animal and Veterinary Sciences, 8(2) : 122-131.

Gill, R.S., Gangwar, P.C. dan Kooner, D.S. (1974) Optimum time of insemination for high conception rate in buffaloes. Indian Journal Animal. Sci, 43: 355-357.

Hafez, B. dan Hafez, E.S.E. (2000). Reproduction in Farm Animals 7th Edition. Lippincott Williams Wilkins. Baltimore, Maryland USA.

Hafizuddin., Siregar, T.N., Akmal, M., Melia, J., Husnurrizal dan Armansyah, T. (2012). Perbandingan intensitas berahi sapi aceh yang disinkronisasi dengan prostaglandin F2Alfa dan berahi alami. Jurnal Kedokteran Hewan, 6(2): 81-83.

Handayani, U.V., Hartono, M. dan Siswanto. (2014). Respon kecepatan timbulnya estrus dan lama estrus pada berbagai paritas sapi Bali setelah dua kali pemberian prostaglandin F2a (PGF2a). Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu, 2(1): 33-40.

Lim, H., Son, J., Yoon, H., Baek, K., Kim, T., Jung, Y. dan Kwon, E. (2014). Physical properties of estrus mucus in relation to conception rates in dairy cattle. J. Emb. Trans, 2(29): 157-161.

Ma’ruf, M.J., Kurnianto, E. dan Sutiyono. (2017). Performa berahi sapi PO pada berbagai BCS yang disinkronisasi dengan medroxy progesteron acetate di Satker Sumberejo Kendal. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, 27(2): 35-43.

Makmun, A., Samsudewa, D. dan Ondho, Y.S. (2017). Kadar NaCl dan pH lendir serviks rusa Timor (Rusa timorensis) betina yang mendapat suplementasi mineral selama siklus estrus. Jurnal Sain Peternakan Indonesia, 12(3): 299- 307.

Nur, M.O., Mulyati, S. Chusniati, S., Sardjito, T., Tyaningsih, W. dan Mafrichati, M. (2020). Profil bakteri non spesifik dalam lendir serviks sapi perah pada fase folikuler dan fase luteal. Ovozoa Jurnal Unair, 9(1): 17-22.

Purwaningsih, W., Samsudewa, D. dan Ondho, Y.S. (2018). Profil lendir serviks rusa Timor (Cervus timorensis) betina yang mendapat suplementasi mineral pada tiap fase berahi. Jurnal Sain Peternakan Indonesia, 13(2): 202-213.

Ratnawati. D., Wulan, C.P. dan Lukman, A.S. (2007). Petunjuk Teknis Penanganan Gangguan Reproduksi pada Sapi Potong. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.

Sharma, V., Prasad, S. dan Gupta, H.P. (2013). Studies on physical and rheological properties of cervico-vaginal mucus during early pregnancy in buffaloes (Bubalus bubalis). Vet world, 6(8): 508-511.

Tsiligianni, T., Georgios, S., Amiridis., Dovolou, E., Menegatos, I., Chadio, S., Rizos, D. dan Adan, A.G. (2011). Association between physical properties of cervical mucus and ovulation rate in superovulated cows. The Canadian Journal of Veterinary Research, 75 (1) : 248-253.

Tsiligianni, T., Karagiannidis, A., Brikas, P. dan Saratsis, P.H. (2001). Physical properties of bovine cervical mucus during normal and induced (Progesterone and/ or PGF 2 α). Theriogenology, 10(01): 629-640.

Utomo, B.N. (2015). Sapi katingan sapi lokal Kalimantan Tengah dan upaya pelestariannya. J. Litbang Pert, 34(3): 135-145.

Van Eerdenburg, F.J.C.M., Karthaus, D., Taverne, M.A.M., Merics, I. dan Szenci, O. (2002). The relationship between estrous behavioral score and time of ovulation in dairy cattle. Journal of Dairy Science, 85(2): 1150-1156.

Van Eerdenburg, F.J.C.M., Loeffler, H.S.H. dan Vliet, J.H. (1996). Detection of oestrus in dairy cows: a new approach to an old problem. Veterinary Quarterly, 18(2): 52-54.

Widiyono, I., Putro, P.P., Sermin, P., Astuti dan Arin, C.N. (2011). Kadar estradiol dan progesteron serum, tampilan vulva dan sitologi apus vagina kambing Bligon selama siklus birahi. Jurnal Veteriner, 12(4): 263-268.




DOI: https://doi.org/10.21157/jimvet.v9i1.25064

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2025 JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.