Gambaran Histopatologi Hati Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Setelah Pemasangan Implan Wire Material Logam
Abstract
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran histopatologi hati tikus putih (Rattus norvegicus) setelah diimplan wire komersial dan wire alternatif pada tulang femur. Penelitian ini menggunakan 10 ekor tikus putih yang dibagi menjadi 2 kelompok perlakuan. Kelompok perlakuan 1 diimplan dengan wire komersial (SS316L) dan kelompok perlakuan 2 diimplan dengan wire alternatif (benang pancing). Hari ke-86 setelah perlakuan, semua tikus dieutanasia menggunakan ketamine. Jaringan hati diambil untuk pembuatan sediaan histopatologi dalam blok parafin. Gambaran histopatologi hati tikus yang diimplan dengan kelompok wire komersial dan wire alternatif menunjukkan perubahan yaitu adanya hiperemi, hemoragi, nekrosis dan sel-sel inflamasi dengan perbedaan yang tidak signifikan (P>0,05). Gambaran histopatologi hati tikus yang diimplan dengan wire alternatif tidak berbeda dengan wire komersial.
ABSTRACT
This study aims to look at the histopathological picture of the liver of white rat (Rattus norvegicus) after implanting commercial and alternative wires in the femur bone. This study used 10 white rats which were divided into 2 groups. Treatment group 1 is implanted with commercial wire (SS316L) and consultation group 2 is implanted with alternative wire (fishing line). The 86th day after treatment, all rats were dehydrated using ketamine. Liver tissue is taken to make histopathological preparations in paraffin blocks. Histopathological features of rat liver implanted with commercial and alternative wire groups showed hyperemia, hemorrhage, necrosis and inflammatory cells with insignificant differences (P> 0.05). Histopathological picture of rat liver implanted with wire is no different from commercial wire.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Adikara, I. P. A., Winaya, I. B. O dan Sudira, I. W. (2013). Studi histopatologi hepar tikus putih (Rattus norvegicus) yang diberi ekstrak etanol daun kedondong (Spondias dulcis G.Forst) secara oral. Bul. Vet. Udayana, 5(2): 107-113.
Amalina, N. (2009). Uji toksisitas akut ekstrak valerian (Valetiana officinalis) terhadap hepar mencit Balb/C. Karya Tulis Ilmiah. Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro, Semarang.
Anjarsari., Dahlan, K., Suptijah, P dan Kemala, T. (2016). Sintesis dan karakterisasi biokomposit BCP/kolagen sebagai material perancah tulang. JPHPI, 19(3): 356-361.
Arsista, D dan Eriwati, Y. K. (2018). Desain dan fungsi implan kedokteran gigi yang beredar di pasaran. J Ked Gi Unpad, 30(3): 168-174.
Bakri, M., Balqis, U dan Tuzzahra, R. (2018). Gambaran histopatologi paru-paru babi hutan (Sus scrofa) yang terinfeksi parasit internal di kawasan Lhoknga Aceh Besar. Jimvet, 2(4): 564-575.
Berkowitz, A. (2013). Lecture Notes Patofisiologi Klinik Disertai Contoh Kasus Klinik. Binapura, Tangerang Selatan.
Eroschenko, V. P. (2016). Atlas Histology Difiore dengan Korelasi Fungsional. EGC, Jakarta.
Fitmawati., Titrawani dan Safitri, W. (2018). Struktur histologi hati tikus putih (Rattus norvegicus Berkenhout 1769) dengan pemberian ramuan tradisional masyarakat Melayu Lingga, Kepulauan Riau. Jurnal Penelitian Botani, Zoologi dan Mikrobiologi, 4(1): 11-19.
Gamble, M. (2008). The Hematoxylin and Eosin. John D. Bancroft and Gamble Marilyn. Dalam Theory And Practice Of Histological Techniques. Edisi Ke-6. Churchill Livingstone Elsevier, Philadelphia. Hal: 121-134.
Gani, B. A. (2015). Immuno-biokompatibilitas pada material implan: review article. Cakradonya Dent J, 7(2): 807-868.
Gibson J. 2003. Fisiologi dan Anatomi Modern. EGC, Jakarta.
Hafizi, I., Widjijono. W dan Soesatyo. M. H. N. E. (2016). Penentuan konsentrasi staainless steel 316l dan kobalt kromium remanium GM-800 pada uji GPMT. Majalah Kedokteran Gigi Indonesia, 2(3): 121-127.
Hawk, C. T., Leary, S. L., and Morris, T. H. (2005). Formulary for Laboratory
Animals. Blackwell Publishing, USA.
Hermawan, H., Ramdan, D., and Djuansjah, R. P. (2011). Metals for biomedical aplications. Biomedical engineering – from theory to applications. InTech Publishers.
Indahsari, N. K. (2017). Histopatologi hepar tikus putih (Rattus norvegicus) yang diinduksi dengan parasetamol dosis toksik pasca pemberian ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera). Jurnal Kimia Riset, 2(2): 123- 130.
Insani, A., Samsuri dan Berata, I. K. (2015). Gambaran histopatologi hati tikus putih yang dibeikan deksametason dan vitamin E. Indonesia Medicus Veterinus, 4(3): 228-237.
Jeharatnam dan Koh, D. (2005). Bahan Ajar Praktik Kedokteran Kerja ed 1. EGC, Jakarta.
Kartika, I. (2012). Pengaruh penambahan mangan terhadap sifat mampu tempa paduan Co-35Cr-5Mo untuk aplikasi implan. Majalah Metalurgi, 27(2): 95- 104.
Kasno, P. A. (2008). Patologi Hati dan Saluran Empedu Ekstrak Hepatik. Balai Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Korkusuz, P. (2006). Biomaterial interaction of biomaterials and biomedical engineering. Int J Pharm Sci, 2(4): 19-23.
Makiyah, A dan Khumaisah, L. L. (2018). Studi gambaran histopatologi hepar tikus putih strain Wistar yang diinduksi aspirin pasca pemberian ekstrak etanol umbi Iles-iles (Amorphophallus variabilis BI.) selama 7 hari. Majalah Kedokteran Bandung, 50(2): 93-101.
Mbaya, A., Kumshe, H and Nwosu, C. O. (2012). The mechanisms of anemian in Trypanosomosis: a review, anemia. The Journal of Veteriner, 9(2): 23- 25.
Nugraha, A. P., Isdadiyanto, S dan Tana, S. (2018). Histopatologi hepar tikus Wistar (Rattus norvegicus) jantan setelah pemberian teh kombucha konsentrasi 100% dengan waktu fermentasi yang berbeda. Buletin Anatomi dan Fisiologi, 3(1): 71-78.
Panjaitan, B., Gunanti dan Deni, N. (2014). Pengaruh implantasi porous tantalum
berlapis hidroksiapatit terhadap gambaran darah merah tikus sparague
dawley. Jurnal Kedoktean Hewan, 8(2): 151-153.
Paramitha, D. (2015). Studi biokompatibilitas besi (Fe) sebagai material penyusun implan logam terserap tubuh pada mencit (Mus musculus). Tesis, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Pramesti, N. K. T., Wiratmini, N. I dan Astiti, N. P. A. (2017). Struktus histologi hati mencit (Mus musculus L.) setelah pemberian ekstrak daun ekor naga (Rhapidhophora pinnata Schott). Jurnal Simbiosis, 5(2): 43-46.
Prasetyo, Y. E., Merdana, I. M., Kardena, I. M dan Sudira, I. W. (2019). Perubahan histopatologi hati mencit yang diberikan ekstrak etanol tanaman sarang semut. Buletin Veteriner Udayana, 11(1): 44-50.
Price S. A, dan Wilson, L. M. (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. EGC, Jakarta.
Ratnawati, A., Uni, P dan Kurniasih. (2013). Histopatologis dugaan Edwardsiella tarda sebagai penyebab kematian ikan maskoki (Crassius auratus): Postulat koch. Jurnal Sains Veteriner, 31(1): 55-65.
Respati, S. M. B. (2010). Bahan material stainless steel dan keramik. Momentum, 6(1): 5-8.
Sugihartini, N dan Fajri, M. A. (2016). Gambaran histopatologi organ hati dan ginjal mencit Balb/C setelah pemberian krim ekstrak teh hijau (Camellia sinensis L.). Jurnal Farmasi dan Ilmu Kefarmasian Indonesia, 3(1): 32-38.
Sumarji. (2011). Studi perbandingan ketahanan korosi stainless steel tipe SS 304 dan SS 201 menggunakan metode U-BEND TEST secara siklik dengan variasi suhu dan pH. Jurnal ROTOR. 4(1): 1-8
Sutowo, C., Ikhsan, M dan Kartika, I. (2014). Karakteristik material biokompatibel aplikasi implan medis jenis Bone Plate. Seminar Nasional Sains dan teknologi, 5(1): 1-5.
Umardhani, Y dan Suprihanto, A. (2013). Pengembangan metode peningkatan kekerasan baja tahan karat AISI 316L lewat proses nitridasi gas temperatur tinggi. Rotasi, 15(1): 7-10.
Zheng, Y. F., Gu, X. N dan Witte, F. (2014). Biodegradable metals. Materials Science ang engineering. 77: 1-34.
DOI: https://doi.org/10.21157/jimvet.v6i4.16667
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2022 JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.