Kekalahan Muzakir Manaf-TA Khalid dalam Pilkada Serentak 2017: Analisis Efektivitas Partai Aceh dalam Mendulang Suara di Pilkada
Abstract
Abstrak
Partai Aceh dapat dikategorikan sebagai partai politik terbesar di Aceh. Hal ini dikarenakan keberhasilan mereka memenangi pemilu dua kali berturut-turut. Karena MoU Helsinki, perjuangan politik GAM berubah menjadi Partai Aceh. Pada pilkada gubernur Aceh tahun 2017, Partai Aceh beserta koalisi beberapa partai politik lainnya mengusung pasangan Muzakir Manaf-TA Khalid sebagai calon gubernur-wakil gubernur. Ironisnya, koalisi besar partai politik tersebut dikalahkan oleh pasangan dengan koalisi yang lebih kecil: Irwandi Yusuf-Nova Iriansyah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa efektifitas Partai Aceh dalam mendulang suara pada pilkada gubernur Aceh 2017. Termasuk analisis tentang faktor kekuatan dan kelemahan Partai Aceh. Penelitian ini menggunakan dua teori sebagai basis dari kerangka teori, yaitu teori marketing politic dan teori elit. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang mencari informasi berdasarkan literatur, observasi dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Partai Aceh memiliki peran sekaligus kelemahan dalam mendulang suara di Pilkada gubernur Aceh tahun 2017. Tiga peran tersebut adalah infrastruktur politik, sejarah dan koalisi partai politik. Sementara tiga kelemahannya adalah faktor internal, eksternal, dan kinerja partai pada periode sebelumnya. Penelitian ini juga menyarankan agar ada perubahan yang komprehensif dan meyeluruh bagi PA demi kejayaan di masa depan.
Kata kunci: Pilkada, Partai Aceh, Peran, Kelemahan.
The Defeated of Muzakir Manaf-TA Khalid on Election 2017: The Effectivity Analyze of The Aceh Party on Pulled the Mass Voters
Abstract
Partai Aceh (Aceh Party) can be categorized as the largest political party in Aceh. It is because their success in achieving two consecutive winner in election. Because of the MoU of Helsinki, political struggle of GAM shifted into Partai Aceh. In the 2017 Aceh governor Election, Partai Aceh as well as its coalition that consist of several political parties nominated the pair of Muzakir Manaf-TA Khalid as their governor-vice governor candidates. Ironically, the huge coalition of political parties was defeated by a pair candidates with a smaller coalition: Irwandi Yusuf-Nova Iriansyah. This study aims to determine and analyze the effectiveness of Partai Aceh in getting votes in the Aceh Governor Election in 2017. It is including the analysis about the strengths factor and weaknesses of Partai Aceh. This research utilizes two theories as the basis of its theoretical framework, namely the theory of political marketing and the elite theory. This research is a qualitative research that seeks information based on literature, observation and interview. The finding of this research shows that the Aceh Party had role as well as weakness in getting votes in the election of Governor of Aceh in 2017. The three roles are political infrastructure, history and the coalition of political parties. While they are three weaknesses, namely the internal factors, external, and party’s performance in the previous period. This research also suggests that it is compulsory for PA to do a comprehensive and holistic change to achieve glory in the future.
Keywords: Local Election, Partai Aceh, Role, Weakness.
Keywords
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.
Alamat Tim Redaksi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jln. Tanoh Abee, Kopelma Darussalam
Banda Aceh, 23111, Aceh
Indonesia