Kerusakan Lingkungan dan Ekofenomenologi
Abstract
ABSTRAK
Keramba Jaring Apung (KJA) merupakan tempat pemeliharaan ikan yang terapung di permukaan air. KJA merupakan salah satu sumber mata pencaharian masyarakat disekitar Danau Toba terkhusus di desa Haranggaol yang sudah mencapai sekitar 7000 keramba. Namun, banyaknya aktivitas dari KJA tersebut telah membuat kualitas air Danau Toba menjadi buruk yang diakibatkan oleh buruknya tata kelola KJA seperti pemberian pakan yang berlebih,pembuangan ikan mati dan feses ikan yang telah terkontaminasi oleh pakan pelet yang mengandung bahan kimia. Pemerintah Daerah dalam menanggapi hal tersebut belum mengeluarkan peraturan khusus untuk mengatur tentang KJA dan menggambarkan bahwa pemerintah daerah bersikap tidak peduli terhadap lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh kerusakan lingkungan jangka panjang yang dapat menyebabkan menurunnya keuntungan ekonomi masyarakat di wilayah Danau Toba dan untuk mengidentifikasi kebijakan pemerintah daerah terhadap aktivitas keramba jaring apung di wilayah danau toba. Penelitian ini menggunakan teori Green Politics dan Etika lingkungan Ekofenomenologi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Adapun hasil penelitian ini menunjukan bahwa jika tetap dipertahankannya kerusakan lingkungan akibat aktivitas KJA dapat menyebabkan danau sebagai wadah untuk KJA sudah tidak layak pakai dan dapat menurunkan keuntungan ekonomi masyarakat dan belum adanya kebijakan khusus yang diberikan oleh pemerintah daerah untuk mengatur KJA sehingga menciptakan kondisi yang tidak seimbang antara manusia dan alam. Disarankan kepada pemerintah daerah untuk mengeluarkan kebijakan khusus untuk mengatur KJA agar tetap terjaganya ekosistem danau dan untuk tetap menjaga alam dan tidak mengeksploitasi alam.
Kata Kunci : Ekofenomenologi, Keramba Jaring Apung, Kerusakan Lingkungan , Green Politic
Title : Environmental Damage And Ecophenomenology
ABSTRACT
Floating Net Cage (KJA), is a place for raising fish that float on the surface of the water. KJA is one of the sources of livelihood for the community around Lake Toba, especially in the village of Haranggaol which has reached around 7000 cages. However, the many activities of KJA have made the water quality of Lake Toba worse due to poor KJA governance such as overfeeding, disposal of dead fish and fish feces that have been contaminated by pellet feed containing chemicals. The Regional Government in response to this has not issued a special regulation to regulate KJA and illustrates that the local government is not concerned about the environment. This study aims to identify the effects of long-term environmental damage that can lead to a decrease in the economic benefits of communities in the Lake Toba area and to identify local government policies on floating net cage activities in the Lake Toba area. This study uses the theory of Green Politics and Environmental Ethics Ecophenomenology. The method used in this research is qualitative with a descriptive approach. The results of this study indicate that if the environmental damage caused by KJA activities is maintained, the lake as a container for KJA is no longer suitable for use and can reduce the economic benefits of the community and there is no special policy given by the local government to regulate KJA so as to create unbalanced conditions. between humans and nature. It is suggested to the local government to issue a special policy to regulate KJA in order to maintain the lake ecosystem and to maintain nature and not exploit nature.
Keywords: Ecophenomenology, Floating Net Cages, Environmental Damage, Green Politics
Keywords
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Alamat Tim Redaksi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jln. Tanoh Abee, Kopelma Darussalam
Banda Aceh, 23111, Aceh
Indonesia