Polemik Kemenangan Hasballah M Thaib-Syahrul Syamaun Pada Pilkada Serentak Tahun 2017 Di Kabupaten Aceh Timur

Abstract

Abstrak

Pelaksanaan Pilkada di Kabupaten Aceh Timur Tahun 2017 dimenangkan oleh pasangan Hasballah M Thaib-Syahrul Syamaun, kemenangan ini diwarnai dengan perdebatan dan penolakan hasil pilkada tahun 2017 yang berujung gugatan ke Mahkamah Konstitusi oleh pasangan Ridwan Abubakar-Abdul Rani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui polemik atas kemenangan Hasballah M Thaib-Syahrul Syamaun dan kecurangan-kecurangan pada pelaksanaan Pilkada serentak Tahun 2017 di Kabupaten Aceh Timur. Untuk menganalisis permasalahan dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori kekuasaan, teori elit dan teori pemilu. Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif sebagai pendekatan penelitian. Dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam (in-dept interview) dan kajian kepustakaan. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa polemik dan bentuk kecurangan-kecurangan yang terjadi disebabkan oleh, Pertama, pembukaan kotak suara di kecamatan Rantau Peureulak atas intruksi ketua KIP Aceh Timur. Kedua, penyerahan form model C1 hasil perhitungan suara di tempat pemungutan suara (TPS) dari KPPS ke PPS, PPK dan KIP Aceh Timur yang tidak tepat waktu. Ketiga, kehadiran bupati dan wakil bupati aceh timur yang merupakan calon petahana Pilkada Aceh Timur tahun 2017 ke kantor KIP Aceh Timur bersama para massa Partai Aceh. Keempat, pemindahan salinan C1 KWK ke kantor Panwaslih Aceh Timur tanpa melibatkan pasangan Ridwan Abubakar-Abdul Rani. Kelima, penggunaaan hak diskresi oleh Kapolres Aceh timur dalam mengambil keputusan pemindahan C1 KWK ke kantor Panwaslih Aceh Timur. Hal ini memberikan asumsi dan pandangan masyarakat terkait kuatnya kepentingan elit dalam pelaksanaan pilkada tahun 2017. Dari hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa ada upaya menggunakan sumber sumber kekuasaan dalam pelaksanaan Pilkada Aceh Timur yang dilakukan oleh pasangan petahana Hasballah M Thaib-Syahrul Syamuan dalam mempertahakan kekuasaaan.

Judul : Polemic wins the victory of Hasballah M Thaib-Syahrul Syamaun at the concurrent elections of year 2017 in East Aceh district

Abstract

The implementation of the elections in East Aceh district 2017 was won by Hasballah M Thaib-Syahrul Syamaun, this victory was colored with the debate and rejection of the results of the 2017 elections that resulted in the lawsuit to the Constitutional Court by spouse Abdul Rani. This research aims to know the polemic of the victory of Hasballah M Thaib-Syahrul Syamaun and cheating on the implementation of the regional elections in the year 2017 in East Aceh district. To analyse the problems in this research researchers use power theory, Elite theory and election theory. In this study used qualitative methods that are descriptive as a research approach. And the data collection techniques used are in-dept interview and Literature Review. The results of this study showed that polemic and form of cheating-fraud caused by, first, the opening of the voice box in Rantau Peureulak Sub-district of KIP East Aceh's leader. Secondly, the submission of the Model C1 form the result of the sound calculation at the polling stations (TPS) of the KPPS to PPS, PPK and KIP East Aceh which is not timely. Thirdly, the presence of the regent and Vice regent of Aceh Timur who was the candidate for the East Aceh elections in 2017 to KIP East Aceh office with the mass of Aceh party. Fourth, transfer a copy of C1 KWK to the office of Panwaslih Aceh Timur without involving the spouse Ridwan Abubakar-Abdul Rani. Fifth, the use of the rights of discretionary by East Aceh police in making the decision to transfer C1 KWK to Panwaslih Aceh Timur office. This gives the assumption and the view of the community with the strong importance of the elite in the implementation of the election year 2017. From this, it can be concluded that there is an effort to use the source of power in the implementation of East Aceh elections conducted by the local couple Hasballah M Thaib-Syahrul Syamuan in defense of power.