Penerapan Konsep Extending Tradition pada Perancangan Taman Wisata Budaya Dan Seni di Banda Aceh
Abstract
Banda Aceh merupakan ibu kota Provinsi Aceh dan salah satu daerah dengan tempat wisata yang indah. Meskipun kota Banda Aceh dilanda tsunami dahsyat pada tahun 2004, namun kota Banda Aceh kembali berkembang sebagai destinasi wisata dengan bertumpu pada destinasi wisata, adat dan budaya. Kota Banda Aceh saat ini sedang mengalami banyak perubahan dan situasi di lapangan berubah dengan cepat dalam banyak aspek ekonomi, pendidikan, administrasi dan terutama pariwisata. Seiring berjalannya waktu, tradisi dan budaya daerah yang selama ini dilestarikan dan dibina oleh setiap daerah dan masyarakat Aceh seakan hampir hilang di Aceh saat ini. Oleh karena itu, perancangan taman wisata budaya dan seni ini merupakan solusi yang tepat untuk melestarikan budaya dan seni dan dapat menjadi destinasi wisata yang lebih berkembang di Banda Aceh. Berdasarkan potensi dan permasalahan tersebut perancangan taman wisata budaya seni dengan pendekatan konsep Extending Tradition dapat mengeksplorasi keberlanjutan tradisi lokal di Banda Aceh.
Keywords
References
Aceh.bps.go.id
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2008). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Hal 1387.
Kirom Novita Rifaul, Sudarmiatin, I Wayan Jaman Adi Putra. 2016. Faktor-Faktor Penentu Daya Tarik Wisata Budaya Dan Pengaruhnya Terhadap Kepuasan Wisatawan. Jurnal Pendidikan, Vol.1 No. 3 Maret 2016.
Rahman Aulia, Syarifah Fathia Fairuz. 2015. Peranan Pekan Kebudayaan Aceh (Pka) Ke Iv Dan V Dalam Membangkitkan Kebudayaan Aceh: (Studi Kasus Tari Saman Dan Seudati). Jurnal Seuneubok Lada. Vol. 2 No. 1 Januari-Juni 2015.
Republik Indonesia. 2009. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Sekretariat Negara: Jakarta.
Rubai. (2013). Perancangan Taman Wisata Budaya Dan Seni Madura Bangkalan Di Kabupaten Bangkalan Tema (Extending Tradition). S1 Tugas Akhir, UIN MALIKI.
DOI: 10.24815/jimap.v6i4.21798
Refbacks
- There are currently no refbacks.



